Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Sayangkan Aturan Soal Tarif Atas Bawah Taksi Online

Kompas.com - 04/07/2017, 12:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengguna taksi berbasis aplikasi online menyayangkan penerapan tarif atas dan bawah oleh Kementerian Perhubungan atau Kemenhub.

Fikri (28), pegawai swasta di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, mengatakan seharusnya pemerintah tak perlu mengintervensi penerapan tarif murah taksi online.

Menurut dia, hadirnya taksi online seharusnya bisa menjadi acuan bagi pengusaha transportasi untuk lebih meringankan biaya transportasi umum.

"Katanya, kita disarankan untuk beralih ke transportasi umum, tapi kalau tarif yang murah dinaikin kayak sekarang, gimana mau pindah (dari kendaraan pribadi ke transportasi umum)," kata Fikri, kepada Kompas.com, Selasa (4/7/2017).

Dia menyarankan, pemerintah untuk lebih mengurusi transportasi umum yang tarifnya masih mahal. Hal itu dilakukan agar masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Di sisi lain, Fikri mengaku lebih menyenangi menggunakan taksi berbasis aplikasi online dibanding taksi konvensional.

"Alasannya, saya bisa tahu berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Selain itu kapasitas penumpang bisa lebih banyak dibandingkan taksi konvensional," kata Fikri.

Hal senada juga diungkapkan oleh Zaki Dulrozak, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

Dia lebih memilih menggunakan layanan taksi berbasis aplikasi online karena tarifnya yang murah hingga tujuan.

"Kalau taksi online kan tarifnya tetap, dari pesan sampai ke tujuan. Kalau naik taksi konvensional kan was-was juga, kita enggak tahu tarifnya berapa sampai ke tujuan," kata Zaki.

Zaki menyayangkan penerapan tarif atas dan bawah untuk taksi aplikasi online. Sebab, nantinya tarif taksi online tak jauh berbeda dengan taksi konvensional.

Atas hal itu, dia kini lebih memilih menggunakan bus transjakarta sebagai moda transportasi sehari-hari.

Putu Merta (28), pegawai swasta di kawasan Senayan, Jakarta Selatan juga tak menyepakati aturan Kemenhub tersebut.

"Karena dengan sekarang ini kami dikasih harga murah dengan kenyamanan yang oke. Jelas kalau ada kebijakan itu, pasti buat kami jadi harus keluar uang lebih banyak ya," kata Putu.

Putu mengaku lebih sering menggunakan taksi online karena tarifnya yang lebih murah ketimbang tarif taksi konvensional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com