Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Ajak Negara G20 Perang Terhadap Penggelapan Pajak

Kompas.com - 06/07/2017, 17:17 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan mampu mengajak negara-negara yang tergabung dalam The Group of Twenty atau yang dikenal G20 untuk perang terhadap kejahatan penggelapan pajak.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo akan menjadi salah satu pembicara utama dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Hamburg, Jerman, 7-8 Juli 2017 mendatang.

Direktur Eksekutif Prakarsa Ah Maftuchan mengharapkan Presiden Joko Widodo mampu mendorong agenda perang terhadap penggelapan pajak secara global pada KTT G20.

"Pajak harus menjadi instrumen bagi peningkatan investasi publik dan peningkatan kesejahteraan sosial serta penurunan ketimpangan," jelasnya dalam diskusi diskusi bertajuk 'Sikap Masyarakat Sipil Jelang KTT G20' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2017).

(Baca: Kekecewaan Indonesia untuk G20...)

 

Menurutnya, pemerintah lndonesia juga harus mendorong kebijakan pajak progresif dan redistributif secara global melalui G20 dan forum multilateral lainnya.

Selain itu, Presiden Joko Widodo diharapkan berani memimpin kerja sama global antar-jurisdiksi (pemungutan) pajak dan penegak hukum untuk pencegahan dan penanganan kejahatan ekonomi dan perpajakan.

"Peremerintah Indonesia perlu mengkampanyekan kepatuhan pajak secara global, khususnya kepatuhan korporasi global dan orang super kaya," jelasnya.

Selain itu, lndonesia perlu mendorong kerja sama pemajakan terhadap bisnis digital,

"Ini penting karena potensi pajak dari sektor bisnis digital sangat besar dan kepatuhan mereka masih sangat rendah," ungkap Maftuchan.

Menurutnya, Indonesia juga perlu juga mendorong realisasi kesepakatan global tentang Automatic Exchange of Information (AEol) dan Base Erosion Profit Shifting (BEPS) agar dilaksanakan secara global.

"Jika mundur, maka akan makin mempersulit langkah-langkah untuk memobillsasi penerimaan negara dari pajak secara akseleratif dan masif," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com