Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/07/2017, 18:06 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

Selama ini, kebutuhan garam untuk industri CAP (Chlor Alkali Plant) mencapai 2,50 ton per tahun. Sementara itu untuk konsumsi rumah tangga dan industri lain termasuk anekaa pangan membutuhkan 2,18 juta ton atau total keseluruhan mencapai 4,23 juta ton per tahun.

Selama ini, produksi garam dalam negeri Indonesia dalam kondisi normal mencapai 1,9 juta ton per tahun. Sisanya masih mengandalkan garam impor. Sejak tahun 2016 lalu, tidak ada produksi garam di Indonesia akibat gagal panen disebabkan cuaca yang buruk.

"Devisa aneka pangan 20 miliar dollar AS. Sementara untuk impor bahan garam sebenarnya cuma 19 dollar AS. Devisanya jauh lebih besar," ujarnya.

Dikhawatirkan, langkanya garam di Indonesia berakibat lebih fatal. Menurutnya, bukan tidak mungkin industri aneka makanan skala raksasa bakalan tutup dan memecat ribuan pegawai.

"Garam ini tidak ada penggantinya. Pemerintah harus ambil langkah mengantisipasi. Selain berdampak pada sisi ekonomi juga berdampak pada  kesehatan. Bertahun-tahun kita mencoba melakukan penyediaan garam beryodium. Kalau kekurangan garam anak bisa cebol, gondok, bahkan IQ rendah," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com