Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Industri Ritel Ikuti Perkembangan Zaman

Kompas.com - 10/04/2018, 11:13 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan industri ritel Tanah Air belakangan ini diakui melambat karena beberapa hal. Faktor yang menyebabkan perlambatan tersebut di antaranya kondisi ekonomi masyarakat kelas menengah ke bawah dan adanya pergeseran pola konsumsi ke leisure, seperti yang telah diperkirakan sejak tahun lalu.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengungkapkan, perubahan tersebut sudah disadari para pelaku industri ritel. Beberapa di antaranya pun sudah berbenah diri dan menyesuaikan strategi bisnisnya dengan perkembangan yang terjadi.

"Ada peralihan ke leisure, leisure itu ada kuliner, travelling, dan entertaint. Jadi, produk yang diutamakan adalah produk di dalam kebutuhan leisure itu," kata Roy saat berbincang dengan pewarta di gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).

Dia memisalkan, toko ritel bisa menjual barang atau produk seperti tas dan jaket yang mendukung kegiatan travelling. Juga dapat menjual beragam produk yang mendukung kegiatan masak-memasak, berkaitan dengan minat konsumen pada kuliner.

Baca juga: Toko Ritel Umat Mart akan Dimulai dari Ponpes di Jatim

Selain menyesuaikan produk yang dijual dengan perkembangan saat ini, Roy juga menyinggung tentang pentingnya memadukan diri dengan teknologi seperti financial technology (fintech). Industri ritel bisa bekerja sama dengan fintech untuk menarik minat konsumen berbelanja di toko ritel, salah satunya dengan pemberian reward.

"Kami buat program-program yang dapat memberi keuntungan bagi konsumen. Ini secara simultan sudah dilakukan sebagai bagian dari inovasi bisnis," tutur Roy.

Selain menempuh langkah-langkah tersebut, industri ritel juga akan ekspansi bekerja sama dengan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Program nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan itu akan dimulai pada Mei mendatang, dengan menyasar pada 10 pondok pesantren di Jawa Timur sebagai pilot project.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com