Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Airlangga Hartarto Dorong Siemens Tingkatkan Investasi di Indonesia

Kompas.com - 05/05/2018, 19:02 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Heru Margianto

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mendorong perusahaan manufaktur besar asal Jerman, Siemens AG, untuk terus meningkatkan investasi di Indonesia dan kemitraannya dengan industri dalam negeri.

“Kami juga meminta mereka agar semakin memperkuat kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi. Upaya ini sekaligus untuk memantapkan implementasi industri 4.0 di tanah air,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (5/5/2018).

Dorongan Airlangga itu tak terlepas dari banyaknya sektor yang digarap Siemens AG seperti industri teknik listrik, elektronik, peralatan energi, transportasi, telekomunikasi, teknologi informasi, lampu, dan peralatan medis.

Airlangga mengatakan, di dalam peta jalan "Making Indonesia 4.0", pemerintah telah menetapkan industri elektronik sebagai salah satu dari lima sektor prioritas yang akan menjadi percontohan pada penerapan teknologi industri generasi keempat.

“Kita perlu belajar juga dengan Siemens yang mempunyai pusat vokasi terbesar dan terbaik. Selain itu sudah melakukan pelatihan di lebih 20 negara di dunia,” ujar dia.

Pelatihan itu, lanjut Airlangga, akan berpengaruh dalam pengembangan industri elektronik di Indonesia ke depannya.

Sebab, pengembangan industri tersebut akan diarahkan agar menjadi manufaktur yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, termasuk komponen. Hal ini guna mengurangi bahan baku impor dan melibatkan rantai pasokan global.

“Maka dari itu, diperlukan tenaga kerja yang kompeten, pemberian insentif, serta mendorong inovasi lanjutan dan mempercepat transfer teknologi,” sambung Airlangga.

Menandatangani MoU

Terkait hal tersebut, pada 2017 silam, Siemens telah menandatangani MoU dengan PT PLN (Persero) untuk memacu kapasitas SDM di Indonesia melalui program vocational training (pelatihan kejuruan). Program ini dijadikan pilot project untuk mencetak tenaga kerja yang siap pakai di sekor industri ketenagalistrikan.

Airlangga pun berharap, Siemens AG bisa membawa ilmu vokasi yang sama seperti di Jerman, sebab negara beribukota Berlin itu merupakan kiblat industri 4.0.

“Di belakang robot tetap ada tenaga kerja, sehingga dibutuhkan training dan reskilling khususnya bagi para generasi muda untuk menghadapi industri 4.0 ini,” ucap dia.

Terkait peningkatan investasi, Kemenperin mengajak Siemens terus menggandeng produsen komponen pembangkit listrik lokal agar menjadi mitra bisnisnya.

Siemens saat ini sudah memiliki pabrik komponen pembangkit tenaga listrik, seperti turbin uap dan turbin gas di Cilegon, Banten.

“Industri kita sudah ada yang mampu memproduksi komponen pembangkit listrik, seperti boiler,” ungkap Airlangga.

Kerja sama baru

Sementara itu, beberapa waktu lalu, salah satu perusahaan lokal PT Barata Indonesia (Persero) kembali memperkuat lini bisnisnya melalui kerja sama dengan Siemens Aktiengesellschaft untuk memproduksi turbin khusus industri gula.

Kolaborasi ini tertuang dalam penandatanganan Strategic Alliance Agreement.

Bukan hanya itu, menurut rencana, Siemens juga ingin berinvestasi untuk pengembangan lokomotif kereta api dengan teknologi AC/AC yang memiliki keunggulan mesin kuat, perawatan lebih sederhana, irit bahan bakar dan emisi gas buang yang rendah.

Berdasarkan catatan Kemenperin sepanjang 2010-2015, nilai keseluruhan investasi Jerman di Indonesia mencapai 552 juta dollar Amerika Serikat (AS) dengan 547 proyek yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 38.382 orang.

Sedangkan pada 2017, nilai investasi Jerman di Indonesia untuk sektor manufaktur sebesar 79,3 juta dollar AS dengan total 108 proyek atau naik dibanding capaian investasi tahun sebelumnya yang hanya sebesar 58,5 juta dollar AS dengan 59 proyek.

Adapun proyek investasi Jerman tersebut didominasi oleh sektor industri baja dan mesin, kimia dan farmasi, serta otomotif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com