Kadang ketiganya digunakan bersamaan, tetapi sering kali satu atau dua komponen akan lebih menonjol dan menjadi fondasi utama pembangunan personal brand.
Contoh personal brand yang dibangun begitu kuat dengan komponen kepribadian adalah Richard Branson, pendiri Virgin Group.
Memang dia adalah pengusaha yang sukses, tapi personal brand-nya menjadi sangat menonjol di benak banyak orang karena kepribadiannya yang unik dan berbeda dengan para pengusaha besar di jamannya.
Dia bahkan beberapa kali melakukan aksi-aksi yang banyak orang akan bilang aneh, seperti mencoba mengelilingi dunia dengan balon udara. Melalui aksi-aksi unik seperti itu, brand Branson terus terbangun karena keanehan dan keunikan kepribadian seorang Richard Branson.
Adapun untuk contoh membangun personal brand dengan komponen rekam jejak, kita bisa melihat apa yang dilakukan oleh Putri Diana.
Baca juga: Tidak Punya Brand Bikin Indonesia Sulit Bersaing
Aksi-aksi kemanusiaan Putri Diana memikat perhatian dan diingat begitu banyak orang sampai sekarang, seperti saat dia mengunjungi Bosnia dan Angola kemudian berjalan menyusuri ladang ranjau.
Tidak terbayang sebelumnya oleh orang bahwa seorang putri kerajaan akan mau turun langsung menggalang dukungan bantuan untuk korban ranjau. Berkat rekam jejak-nya di bidang kemanusiaan itulah brand Putri Diana terbangun dengan kuat.
Lalu, Bung Karno kembali dapat menjadi contoh yang begitu kuat untuk menunjukkan bagaimana sebuah personal brand dibangun dengan komponen Pemikiran.
Seperti pledoi Indonesia Menggugat, kemudian pidato Pancasila 1 Juni 1945, sampai berbagai tulisan dan pidato-pidatonya sebagai Presiden Republik Indonesia, semua itu adalah pemikiran Bung Karno yang sampai sekarang terus menerus memikat, dicetak ulang, dibaca, dan disebarkan oleh banyak orang.
Pemikiran Soekarno dan komunikasi 3M
Lebih istimewa lagi, hampir setiap saat Soekarno mengutarakan pemikirannya ke publik (rakyat), dia tampak selalu menggunakan rumus 3M dalam berkomunikasi, yaitu mencerahkan, menghibur, dan menggerakkan.
Mencerahkan artinya selalu memberikan informasi yang baru, mendidik, dan membuka perspektif para pendengar atau pembaca pemikirannya.
Contohnya, dalam Pidato Pancasila 1 Juni 1945, ketika Soekarno secara runut menjelaskan berbagai bentuk dasar negara yang ada di dunia saat itu, sebelum kemudian mengutarakan dan mengajukan Pancasila sebagai dasar negara yang tepat untuk Indonesia.
Dalam proses penjelasan yang runut tersebut, Soekarno memberikan pencerahan kepada para pendengar dan pembaca tulisan pidatonya, terutama tentang mengapa dia mengajukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan apa makna dari Pancasila itu sendiri yang dia sarikan menjadi Ekasila yaitu gotong royong.
Menghibur artinya selalu membuat orang terpikat dengan apa yang ingin kita sampaikan.