Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Patria Gintings, MA
Praktisi Komunikasi

Praktisi dan konsultan komunikasi dengan pengalaman lebih dari 10 tahun; Komisaris di LM Brand Strategist; Lulusan S2 Leeds University Business School program studi Advertising & Marketing.

Kuatnya Brand Soekarno

Kompas.com - 13/06/2018, 18:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kita sering dengar cerita bahwa Bung Karno adalah orator yang unggul. Bahkan, orang zaman dulu akan duduk tenang di samping radio menyimak dengan serius apa yang akan disampaikan Soekarno.

Seseorang bisa saja memiliki pemikiran yang hebat, tapi jika dia gagal memikat perhatian orang maka pemikirannya menjadi seperti berlian yang tenggelam dalam kegelapan. Tidak akan ada orang yang menyadari bahwa pemikirannya itu hebat.

Adapun menggerakkan adalah bagian sangat penting dalam sebuah komunikasi. Sebab, inti dari komunikasi bukanlah menyampaikan sesuatu, melainkan membuat orang lain untuk berpikir dan melakukan sesuatu yang kita inginkan.

Inti komunikasi itu seperti ketika Soekarno mengutarakan tentang Revolusi Mental sebagai Gerakan Hidup Baru rakyat Indonesia dalam amanat-nya sebagai Presiden Republik Indonesia pada 17 Agustus 1957 yang berjudul “Satu Tahun Ketentuan”.

Ketika kita membaca lagi amanat itu, terlihat bahwa Soekarno tidak hanya ingin menjelaskan apa itu Gerakan Hidup Baru, tapi dia lebih ingin menyemangati dan menggerakkan rakyat Indonesia untuk melaksanakannya.

Personal brand butuh ketulusan

Namun, pada akhirnya yang paling penting dalam membangun sebuah personal brand yang kuat adalah ketulusan.

Ketika seseorang itu aslinya adalah sosok yang pendiam, tidak baik kita membangun personal brand-nya sebagai seseorang yang banyak bicara.

Atau, ketika seseorang itu aslinya adalah sosok yang senang turun ke lapangan, akan canggung untuk membangun personal brand dirinya sebagai seorang yang sering duduk di belakang meja.

Bisa saja personal brand dibangun tanpa ketulusan atau tidak sesuai dengan sifat asli seseorang, tapi itu akan membuat personal brand-nya menjadi lemah dan tidak akan tahan teruji oleh waktu.

Dalam brand Soekarno, kita merasakan ada ketulusan terutama dalam hal membangun bangsa dan negara.

Dalam berbagai pemikirannya kita melihat ada konsistensi cita-cita Presiden pertama Republik Indonesia. Itulah yang membuat brand Soekarno menjadi begitu kuat dan akan terus menguat seiring waktu berjalan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com