Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Di Pertemuan IMF - World Bank, Peraih Nobel Ekonomi Puji Dana Desa

Kompas.com - 11/10/2018, 17:30 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Peraih Nobel di bidang Ekonomi Josept Stiglits, mengapresiasi model pembangunan wilayah perdesaan di Indonesia dengan dana desa sebagai stimulus pembangunan.

"Saya sangat mengapresiasi model pembangunan seperti ini di mana pembangunan di mulai berdasar pada kebutuhan yang berbeda pada setiap daerah. Hal ini kemudian menghasilkan pola pembangunan wilayah yang sangat menakjubkan," ujar mantan Penasihat Presiden Clinton itu dalam siaran persnya.

Josept Stiglits mengatakan itu dalam Forum Tri Hita Karana (THK) Sustainable Development, Kamis (11/10/2018), Nusa Dua, Bali.

Sebagai informasi, forum dengan tema "Kesetaraan dan Pertumbuhan Inklusivitas, Keberlanjutan, dan Kepemimpinan" ini adalah pleno dalam rangkaian pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) 2018 di Bali.

Sementara itu, masih dalam forum tersebut, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan, dana desa yang dikucurkan sejak tahun 2015 bisa menjadi stimulus pendorong pembangunan di wilayah perdesaan karena melalui program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (prukades).

Prukades sendiri merupakan program gabungan antara pemerintah, perbankan, dan dunia usaha sehingga mampu mendorong pertumbuhan di wilayah perdesaan.

Lebih lanjut, Mendes PDTT mengatakan prukades mampu mengatasi kemiskinan di perdesaan.

"Kebijakan (prukades) yang diterapkan di Indonesia ini merupakan program pertama di dunia. Program ini pun menjadi inspirasi bagi negara lain karena telah teruji menghasilkan pembangunan yang signifikan," ujar Mendes PDTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com