Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Peluang Beternak Online Via Startup Kandang.in

Kompas.com - 03/03/2019, 09:02 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah platform investasi peternakan yang terdukung oleh teknologi menjadi pengalaman baru bagi investor dengan modal kecil dan memiliki investasi di sektor peternakan.

Startup tersebut salah satunya adalah Kandang.in yang telah mengelola investasi sebesar kurang lebih Rp 5 miliar dengan membantu 100 peternak di seluruh daerah di Indonesia.

Kandang.in memiliki dan bekerja sama dengan mitra- mitra peternak untuk menjamin kesuksesan investasi yang di tanamkan. Totalnya hingga saat ini startup tersebut telah memiliki total kelompok peternak dalam platform kendang.in sekitar 25 kelompok peternak dengan jumlah peternak yang terbantu lewat platform ini sekitar 100 mitra peternak.

Gilang Kurniaji, Chief Executive Officer Kandang.in bilang, pihaknya telah membantu mendanai peternak-peternak di berbagai sektor peternakan seperti penggemukan sapi, domba qurban, ayam kampung super, ayam petelur, budidaya gurami dan ikan koi serta ayam broiler.

Baca juga: Hasrat Ruangguru Menjadi Unicorn, Startup Bernilai 1 Miliar Dollar AS

Lewat aplikasi yang juga tersedia untuk Android, akan muncul proyek-proyek pendanaan. Proyek yang masuk ke dalam pendanaan merupakan proyek yang sudah dikurasi dan di evaluasi dengan berbagai tahapan.

Calon investor dapat memilih proyek yang akan didanai melalui website atau aplikasi dan akan muncul profil peternak, analisa bagi hasil dan prospectus investasinya.

Untuk nilai minimal nominal investasi cukup menyiapkan dana mulai dari Rp 500.000. Setelah selesai memesan dan melakukan pembayaran terdapat laporan periodik yang bisa diakses serta laporan keuangan dan bagi hasil.

Gilang mengaku sejak pertama kali didirikan platform tersebut, perkembangannya cukup baik. Walaupun belum optimal namun 1 tahun belakangan ini pihaknya telah mengelola investasi sebesar Rp 1,5 miliar.

“Saat ini permintaan untuk investasi syariah peternakan di platform kami cukup tinggi. Seringkali banyak calon investor yang tidak mendapatkan slot pemesanan investasi karena proyek yang dibuka sudah terdanai penuh dalam hitungan jam,” sebutnya.

Bicara soal pendapatannya, kandang.in menggunakan akad sesuai syariah islam dengan menggunakan akad mudharabah atau bagi hasil.  Persentase bagi hasil ini disesuaikan dengan jenis peternakan yang didanai. Variasinya mulai dari 50:50, 70:30 atau 60:40.

Baca juga: Dua Startup Indonesia Sabet Penghargaan Teknologi Pangan Terbaik se-ASEAN

Adapun biaya ujrah penggantian survei, evaluasi dan survei onboarding peternak yang dikenakan sekitar 1 persen dari nilai investasi yang dibayarkan diawal kepada manajemen kendang.in.

Layanan kandang.in bisa diakses di seluruh Indonesia karena merupakan platform investasi peternakan berbasis online. Hanya saja mitra-mitra peternaknya sendiri kebanyakan tersebar di kota besar seperti Jawa Barat, Lombok, Madura, Blitar, Tulungagung, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

Gilang menambahkan, hingga saat ini pihaknya masih berjalan dengan sistem bootstrapping dari dana pribadi. Adapun bantuan dana dari Angel Investor namun masih dalam bentuk pinjaman lunak yang digunakan sebagai pengembangan usaha dan operasional.

“Sampai sekarang kami belum melakukan fundraising, Insya Allah jika ada investor yang tertarik untuk bergabung sangat terbuka untuk bekerja sama,” ucap dia. (Venny Suryanto)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Start up ternak online dan investasi peternakan, Kandang.in gandeng 100 mitra


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com