Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sejoli Membangun Usaha, Modal Rp 182.000 Kini Beromzet Rp 500 Juta

Kompas.com - 03/03/2019, 15:16 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

Setelah dua tahun jualan aksesori, Fajar dan Ira banting setir dengan berdagang sepatu. “Karena istri saya tuh, suka beli sepatu dan dia mau nyoba jualan sepatu,” jelas Fajar.

Akhir 2010 jadi awal Adorable Projects jualan sepatu. Saat itu, mereka belum memproduksi sendiri, tapi sebagai reseller. Mereka memulai dengan menjual 38 pasang sepatu flat wanita. Ternyata laku keras.

Tiga bulan menjadi reseller, Fajar dan Ira mulai kepikiran untuk membuat sepatu sendiri khusus untuk perempuan. Soalnya, di daerah Bandung banyak perajin sepatu.

Setelah melakukan penjajakan, keduanya ketemu dengan perajin yang sanggup mengerjakan sepatu sesuai pesanan mereka. Yakni, berkualitas, namun dengan harga jual yang terjangkau.

Untuk desain sepatu, Ira yang membuatnya. Cuma sesekali, lulusan Jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Nasional, Bandung, ini membeli karya desainer lepas.

Baca juga: Kisah Sahniati Rintis Usaha Anyaman Ketak Beromzet Rp 70 Juta Seminggu

Sejak berbisnis sepatu, usaha Adorable Projects berkembang pesat. “Waktu bikin aksesori, kan, paling untungnya Rp 10.000 per pieces. Kalau sepatu, untungnya bisa lebih, makanya bisa kontrak bangunan di daerah Cihanjuang, Cimahi, sampai sekarang,” ujar Fajar. Sebelumnya, mereka menjalankan usaha di rumah orangtua Ira.

Setahun berbisnis sepatu, Fajar dan Ira menjajaki usaha lain yakni pembuatan tas. “Perajin yang kerjasama dengan kami menawarkan, mau enggak produksi tas di saudaranya. Kami tertarik dan coba bikin,” ucap Fajar yang sempat kuliah pada 2009 tapi tidak selesai lantaran kesibukan mengurus bisnis Adorable Projects.

Satu tahun kemudian, Fajar dan Ira memproduksi pakaian wanita termasuk hijab. “Produk kami, sepatu, tas, dan pakaian adalah 100% dibuat perajin lokal, hanya bahannya aja yang masih impor,” tegas dia.

Perajinnya, Fajar menegaskan, juga perajin kecil, bukan skala pabrik.

“Kalau pabrik kan, harus pesan satu model minimal 1.000 pieces. Kalau perajin kecil, 1.000 pieces bisa banyak model,” beber Fajar seraya menambahkan, saat ini dia berkongsi dengan 43 perajin.

Sedari awal merintis usaha, Fajar dan Ira juga memegang prinsip: bisnis bukan cuma soal untung, tidak semata mengejar profit. Tapi, juga harus bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitar.

Itu sebabnya, sejak 2013 mereka sudah merekrut total 105 orang sebagai karyawan. Sebagian adalah teman-teman Fajar yang menganggur.

Maklum, Fajar dan Ira lebih mengembangkan strategi pemasaran dengan membangun customer service (CS) per area. Karena itu, butuh karyawan banyak. Saat ini, ada 32 CS di 32 kota di Indonesia.

“Sebetulnya, ini awalnya lebih kepada enggak tega sama teman yang nganggur. Seiring jalannya waktu, malah jadi diferensiasi pemasaran, dari sebelumnya hanya online,” sebut Fajar yang mengaku sejak awal ia dan istrinya enggak punya mimpi untuk hadir di banyak kota.

Selain lewat media sosial termasuk Instagram, Fajar dan Ira membuka toko online, adorableprojects.com. Dan setahun terakhir, Adorable Projects ada di marketplace Shopee dan Tokopedia. “Customer kami pada mau supaya ongkir (ongkos kirim) gratis,” kata Fajar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com