KOMPAS.com – Optimalisasi irigasi pertanian menjadi salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan pada 2045.
Optimalisasi irigasi menjadi penting karena dengan adanya jaminan ketersediaan air yang baik maka petani bisa menanam kapan saja, sehingga produksi pertanian mudah untuk ditingkatkan.
Salah satu jenis irigasi yang saat ini tengah dikembangkan oleh Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan.
Irigasi perpompaan merupakan sistem irigasi dengan menggunakan pompa air yang pendistribusiannya melalui saluran terbuka maupun tertutup.
Prinsip dari irigasi tersebut adalah mengambil air dari sumber (diverting), membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air kepada tanaman (distributing), serta mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring).
Baca juga: Pasokan Irigasi Lancar, Panen Jagung di Lampung Selatan Meningkat
Sistem ini mencangkup tiga komponen utama, yaitu pompa air dan kelengkapannya, bak penampung sebagai reservoir untuk mendekatkan jarak dari sumber air ke lahan, serta jaringan distribusi, baik tertutup maupun terbuka. Jaringan ini berfungsi untuk membawa dan atau membagi air ke lahan yang akan diairi.
"Tujuannya adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak,” jelas Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Minggu (03/03/2019).
Selain itu, jenis irigasi tersebut dapat meningkatkan intensitas pertanaman atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan serta kesejahteraan petani.
Irigasi perpompaan dapat juga digunakan untuk memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi.
"Sumber air berasal dari pemanfaatan air limpasan permukaan. Prinsip pemanfaatan ini sesuai dengan pesan Menteri Amran Sulaiman yang mengatakan, jangan sampai air hujan yang jatuh ke tanah mengalir ke lautan dengan sia-sia," terang Sarwo.
Dia menjelaskan, kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Posisi air di bawah tanah juga tidak menjadi masalah karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.
"Dengan demikian, lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara gravitasi masih bisa mendapatkan air irigasi," ujarnya.
Solusi saat musim kemarau
Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan itu diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi, terutama pada musim kemarau.
Tujuannya agar tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi (conjunctive use) di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non daerah irigasi (tail end).