Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggan Ojek Online Bisa Habis Belasan Juta Rupiah dalam Setahun?

Kompas.com - 04/03/2019, 14:00 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan ojek online atau aplikasi penyedia jasa transportasi berdasaran permintaan memang sangat memudahkan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Tanpa disadari, keberadaan ojek online yang tadinya untuk membantu masyarakat karena minimnya kualitas dan kuantitas transportasi umum pun menjadi salah satu aspek penting yang menunjang kehidupan sehari-hari.

Tak hanya untuk menjadi penghubung antara satu moda transportasi umum ke yang lain, beberapa orang pun menjadikan ojek online sebagai alat transportasi utama.

Baca juga: Menhub: Aturan tentang Ojek Online Terbit Maret Ini

Selain itu, berbagai layanan lain yang diberikan oleh penyedia jasa ojek online seperti layanan pesan antar makanan turut memudahkan para pelanggan.

Ketergantungan pada ojek online itulah yang tanpa disadari membuat penggunanya bisa menghabiskan puluhan juta pendapatannya dalam setahun untuk pengeluaran ojek online saja.

Lidya Panjaitan (25), salah seorang pekerja media di Jakarta mengalokasikan dana setidaknya Rp 1,2 juta sebulan atau setidaknya Rp 14,4 juta dalam satu tahun untuk biaya transportasi sehari-hari. Pekerjaan yang menuntutnya untuk berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lainnya membuat ojek online menjadi solusi yang menurutnya paling tepat.

Meski terkadang, uang yang dia alokasikan masih kurang.

Baca juga: Ketika Ojek Online Jadi Penyokong Transportasi Publik di Tanah Air

"Biasanya sih Rp 1 juta sampai Rp 1,2 juta dengan pertimbangan kerja 25 hari sebulan, tapi kadang masih kurang," ujar Lidya kepada Kompas.com, Senin (4/3/2019).

Lidya mengatakan, uang yang dia anggarkan khusus untuk transportasi sehari-hari tersebut juga kerap dia gunakan untuk melakukan memesan makanan. Inilah yang membuat anggaran transportasinya kerap defisit.

"Harusnya sih buat transport aja, tapi kalau sudah pingin banget dan kelaparan dipakai buat jajan," ujar dia.

Baca juga: Bila Tarif Ojek Online Naik, Konsumen Kembali ke Kendaraan Pribadi?

Selain Lidya, adapula Puspaningtyas (29) yang menganggarkan Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan untuk ojek online. Sehingga setahun, setidaknya anggaran yang dia perlukan untuk ojek online mencapai Rp 18 juta.

Lidya yang berdomisili di Depok pun harus merogoh kocek lebih dalam sekitar Rp 150ribuan untuk menggunakan transportasi lain, yaitu KRL dan Transjakarta.

"Setelah dipikir-pikir ini bukan boros sih, tapi kebutuhan dan nasib, karena kerja di Jakarta aku kayanya sulit pakai motor dari Depok," ujar dia.

Baca juga: Survei: 74 Persen Konsumen Tak Senang Tarif Ojek Online Naik

Jika Lidya dan Puspa bekerja di Jakarta, Anisa (24) yang merupakan karyawan swasta di Makassar juga mengandalkan ojek online untuk transportasi sehari-harinya dari kos ke kantor. Lokasi kantor dengan kos yang tak begitu jauh serta tak adanya pilihan transportasi lain membuat ojek online menjadi satu-satunya solusi bagi Anisa.

Dalam satu bulan, Anisa pun mengalokasikan uangnya sebesar Rp 300.000 untuk ojek online. Angka tersebut setidaknya 5 persen dari gaji yang dia terima setiap bulan. Pengeluarannya untuk ojek online pun bisa kurang dari Rp 300.000 jika sedang banyak promo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com