Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja di Taiwan, Kantong Plastik Dihargai Hampir Rp 500

Kompas.com - 04/03/2019, 14:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertengahan bulan Februari lalu, saya berlibur sendirian ala backpacker selama sepekan di Taiwan. Setiap liburan ke luar negeri, pastilah saya sempatkan untuk belanja.

Namun, saya hampir tak pernah lupa membawa kantong belanja sendiri. Sebab, agak sayang rasanya bila belanja dan diberi kantong plastik oleh kasir, namun akhirnya kantong plastik tersebut harus berakhir tanpa guna di tempat sampah.

Selain itu, di beberapa negara termasuk Taiwan, diberlakukan kebijakan kantong plastik berbayar. Sama seperti di Indonesia yang baru dimulai, kebijakan kantong plastik berbayar di Taiwan bertujuan untuk mengurangi limbah plastik.

Baca juga: Mulai 1 Maret, Kantong Plastik di Minimarket Tidak Gratis

Namun demikian, suatu hari kantong belanja saya tertinggal di hostel di Taipei. Saya baru sadar kantong belanja tertinggal saat belanja di sebuah toko buku dan alat tulis di pusat kota Taipei.

Akhirnya, mau tidak mau, saya harus menggunakan kantong plastik untuk membawa semua belanjaan saya. Ketika hendak membayar, sang kasir bertanya pada saya dengan bahasa Inggris yang terbata-bata.

Konsumen berjalan menuju lantai dua sebuah toko ritel serba ada di Taipei, Taiwan, Senin (18/2/2019).KOMPAS.com/SAKINA RAKHMA DIAH SETIAWAN Konsumen berjalan menuju lantai dua sebuah toko ritel serba ada di Taipei, Taiwan, Senin (18/2/2019).

"You want plastic bag? (Anda mau pakai kantong plastik?)" tanya sang kasir.

Baca juga: Ini Alasan Kantong Plastik Tidak Gratis Lagi di Toko Ritel

Saya mengangguk. "How much should I pay for it? (Saya harus bayar berapa untuk kantong plastik?)"

"1 dollar (1 dollar Taiwan, setara sekira Rp 458)," jawab sang kasir.

Terpaksa saya harus merogoh tambahan 2 dollar Taiwan dari kocek saya demi kantong plastik. Maklum, belanjaan saya itu tak bisa ditempatkan di satu kantong plastik saja.

Di toko-toko ritel di Taiwan, kantong plastik dihargai 1 dollar Taiwan per lembarnya. Beberapa toko ritel, seperti di toko kosmetik dan obat-obatan Cosmed misalnya, menggunakan kantong belanja yang terbuat dari kertas.

Baca juga: Hanya Rp 200 Per Lembar, Efektifkah Kebijakan Kantong Plastik Berbayar?

Berdasarkan pengalaman saya, jika belanja hanya satu atau dua barang yang berukuran kecil, otomatis sang kasir tidak akan menawarkan kantong plastik atau kantong kertas. Kasir menawarkan kantong jika belanjaan Anda cukup banyak.

Toko-toko di sepanjang Tamsui Old Street di Distrik Tamsui, New Taipei, Taiwan, Selasa (19/2/2019).KOMPAS.com/SAKINA RAKHMA DIAH SETIAWAN Toko-toko di sepanjang Tamsui Old Street di Distrik Tamsui, New Taipei, Taiwan, Selasa (19/2/2019).

Namun demikian, kebijakan plastik berbayar itu hanya berlaku di toko-toko ritel dan restoran semisal restoran cepat saji. Ketika berbelanja di pasar atau membeli makanan di pinggir jalan maupun pasar malam, pedagang masih mengemas belanjaan Anda dengan kantong plastik.

Ambil contoh ketika saya membeli pakaian musim dingin di distrik belanja Wufenpu di Taipei. Sang pedagang secara otomatis mengemas pakaian yang saya beli dengan kantong plastik berukuran besar, yang kemudian saya tolak lantaran membawa kantong belanja sendiri.

Baca juga: 40.000 Ritel Modern Sepakat Kurangi Penggunaan Kantong Plastik

Dikutip dari Taiwan News, Senin (4/3/2019), Taiwan mengumumkan pelarang penggunaan kantong plastik gratis di tujuh industri per 1 Januari 2018 lalu. Menurut Lembaga Perlindungan Lingkungan (EPA), industri tersebut di antaranya roti dan kue, binatu, toko minuman, toko buku dan alat tulis, toko perlengkapan telekomunikasi dan fotografi, farmasi, serta alat kesehatan.

Sebenarnya, kebijakan pembatasan penggunaan kantong plastik telah dimulai sejak tahun 2002. Namun, kebijakan ini hanya berlaku di pasar swalayan, department store, pusat perbelanjaan, convenience store, dan restoran cepat saji.

EPA menyebut, kebijakan kantong plastik berbayar akan mengurangi penggunaan kantong plastik sebanyak 20 juta lembar setiap tahunnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com