Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fintech P2P Lending Salurkan Pinjaman Rp 25,92 Triliun di Awal 2019

Kompas.com - 07/03/2019, 18:59 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending terus meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran pinjaman fintech hingga Januari 2019 menembus Rp 25,92 triliun.

Jumlah tersebut meningkat 14,36 persen dari penyaluran pada Desember 2018, yaitu sebesar Rp 22,67 triliun. Artinya outstanding pinjaman fintech per Januari 2019 mencapai Rp 5,7 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan, peningkatan penyaluran fintech itu karena jumlah peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender) juga naik. Diketahui, akumulasi rekening borrower 5.160.120 entitas atau meningkat 18,37 persen, sementara rekening lender 267.496 entitas meningkat 28,91 persen.

Baca juga: Penyaluran Kredit Melalui Fintech P2P Lending Capai Rp 14 Triliun

“Sudah 5 juta masyarakat yang mempunyai akun di plaform fintech sebagai akses keuangan mereka. Otomatis karena ini pinjaman naik, dan kami melihat teknologi keuangan ini berkembang luar biasa karena menjangkau sampai daerah terpencil,” kata Wimboh di Jakarta, ketika ditemui beberapa waktu lalu.

Menurutnya, peminjam fintech berasal dari masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan tetapi di sisi lain mereka sudah memiliki ponsel yang bisa mengakses layanan fintech.

“Selama ini pinjam di bank sulit karena memerlukan jaminan. Tapi melalui fintech sektor informal bisa mengakses, baik itu tukang jamu gendong, tukang bakso, tukang nasi goreng. Semunya bisa masuk ke fintech,” jelas Wimboh.

Baca juga: Fintech Terus Berkembang, Apakah Bank Akan Tumbang?

Adapun penyaluran pinjaman sebesar Rp 25,92 triliun berasal dari 99 perusahaan fintech yang telah mengantongi tanda terdaftar dan izin dari OJK. Diantaranya 96 konvensional, sementara tiga pemain lain adalah perusahaah fintech syariah.

Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah lagi, mengingat masih ada 46 perusahaan yang dalam proses pendaftaran. Ada juga 33 perusahaan yang berminat mengajukan pendaftaran ke OJK.

Dengan banyaknya jumlah perusahaan fintech yang mengajukan pendaftaran maka Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memproyeksi penyaluran pinjaman sampai akhir tahun bisa menembus Rp 40 triliun.

Baca juga: Meningkatkan Minat Investasi Melalui Peer-to-Peer Lending”

Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede menyebut proyeksi pinjaman itu juga berdasarkan adanya kolaborasi perusahaan fintech dengan perbankan dalam meningkatkan pinjaman ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Penekananya adanya kolaborasi dengan industri keuangan contohnya perbankan. Beberapa bank harus memenuhi ketentuan 20 persen kredit disalurkan UMKM dan kami turut dilibatkan,” kata Tumbur.

Baca juga: Fintech Mampu Dongkrak Pertumbuhan Pembiayaan di Indonesia

Kolaborasi itu sejalan dengan program fintech untuk menyalurkan ke sektor produktif. Karena selama ini 80 persen penyaluran fintech ke sektor produktif, sementara 20 persen sektor konsumtif berupa pinjaman multiguna dan pinjaman cepat. 

Dalam hal ini, pinjaman fintech tidak hanya diakses melalui jaringan internet tetapi juga melalui jaringan pemasaran dan agen yang sampai ke pelosok. (Ferrika Sari)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Fintech P2P lending sudah salurkan pinjaman Rp 25,92 triliun di awal tahun 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com