Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara agar Perempuan bisa Berperan dalam Mengembangkan Kecerdasan Buatan

Kompas.com - 10/03/2019, 11:36 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Forbes

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat partisipasi perempuan dianggap masih rendah dalam pengembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Berdasarkan basis data Google Search, hampir semua dari 20 perusahaan teratas yang mengandalkan kecerdasan buatan digerakkan oleh CEO laki-laki.

Jika keterlibatan perempuan masih rendah, maka esensi feminin yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari tidak ada dalam teknologi. Sebab, kita tidak bisa mengesampingkan pentingnya input feminin.

Sebagaimana dikutip dari Forbes, Minggu (10/3/2019) penyelidikan pada daftar ahli AI terkemuka dan influencer industri juga mengungkapkan tren yang tidak ideal tersebut.

Untuk menghilangkan bias gender dalam penciptaan AI yakni dengan menciptakan cara-cara agar lebih banyak perempuan untuk berpartisipasi secara aktif. Ada sejumlah pendekatan yang disarankan untuk menjembatani kesenjangan gender AI bagi perempuan adalah sebagai berikut:

1. Menarik minat anak perempuan sejak dini 

Pengenalan sejak dini anak perempuan terhadap dasar-dasar AI akan membantu mengembangkan minat dan semangat mereka untuk memahami dan menindaklanjuti konsep operasi AI.

Oleh karena itu, para pemangku kepentingan dan individu yang peduli menyarankan agar orang tua lebih intens dalam mengekspos anak perempuan mereka ke detil menarik tentang teknologi untuk memancing rasa ingin tahu. Misalnya, melalui pendekatan kartun dan animasi sejak usia lima tahun bisa lebih cepat tersampaikan konsep AI tersebut.

2. Membuat perguruan tinggi AI khusus wanita.

Salah satu cara yang paling layak meningkatkan partisipasi perempuan dalam tujuan mulia adalah membuat mereka menghadiri sekolah khusus perempuan pada bidang tertentu. Penciptaan perguruan tinggi khusus AI di mana mereka hanya akan mempelajari soal seluk beluknya merupakan ide yang patut disambut baik.

Institusi semacam ini pasti akan menarik orang-orang dari berbagai belahan dunia dan ampun meningkatkan jumlah teknokrat wanita dalam waktu singkat. Para analis telah menyarankan masyarakat dan organisasi teknologi menciptakan lembaga pendidikan berkelanjutan yang benar-benar digerakkan untuk tujuan ini.

Fasilitas pendidikan ini juga harus dapat diakses secara luas, dengan menyediakan struktur biaya kuliah yang rendah atau gratis.

3. Mendorong perempuan di tempat kerja untuk belajar coding dan AI.

Saat ini, terlihat partisipasi perempuan dalam teknologi umum perlu ditingkatkan secara substansial. Perempuan di tempatnya bekerja harus dididik tentang keuntungan dan pentingnya terlibat dalam penciptaan dan pengembangan teknologi.

Organisasi dapat membantu mensponsori staf perempuan untuk ikut kursus mengenai teknologi, seperti coding dan A. Ketika ketentuan seperti ini dibuat, jumlah partisipasi perempuan pasti akan naik beberapa persen.

4. Teknokrat perempuan untuk AI harus didorong jadi pemimpin.

Meski partisipasi perempuan dalam pengembangan AI masih rendah, beberapa dari mereka menunjukkan kinerja yang gemilang. Sebut saja Wakil Presiden Intel dan Senior Managing Director AI dan Autonomous Driving di Intel Capital Trina Van Pelt; Kepala Pemetaan dan Mengemudi Otonom Global Nvidia Justyna Zander; dan Profesor di Departemen Ilmu Komputer Universitas Stanford Fei Fei Li.

Oleh karena itu, para perempuan yang ahli di bidang teknologi, utamanya AI itu harus didorong mengambil lebih banyak tantangan dengan menjadi pengawas lembaga dan proyek. Tindakan ini dapat mendorong perempuan lain untuk secara pribadi menerima tantangan dalam memulai proyek AI mereka sendiri. Cara ini juga dapat menghapus stigma bahwa perempuan tak cocok dengan posisi seperti itu.

Memiliki sudut pandang yang beragam dalam industri AI penting karena akan mengarah pada berbagai ide, inovasi dan hasil untuk teknologi dan dampaknya pada kehidupan kita sehari-hari.

Namun, jika produsen tidak beragam, itu akan menjadi tantangan bagi AI untuk beresonansi dengan pasar yang beragam yang memiliki pengguna dari latar belakang dan disposisi yang berbeda.

Oleh karena itu, untuk memanfaatkan teknologi AI dan menikmati semua manfaat yang ada, harus ada input penalaran yang seimbang dari kedua gender. Lebih jauh, sektor AI yang beragam berpendapat akan menyiratkan sektor yang menarik dan tidak stereotip. Ini penting untuk pertumbuhan karena akan ada tingkat kecerdasan yang berbeda untuk membuatnya lebih menarik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com