Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Harga dan Spesifikasi Pesawat Boeing 737 Max 8

Kompas.com - 13/03/2019, 08:26 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesawat Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines jatuh dekat Bishoftu, sebuah kota yang berjarak 60 km dari tenggara ibu kota Addis Ababa pada Minggu (10/3/2019).

Pesawat yang jatuh enam menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Bole itu menewaskan 149 penumpang dan delapan awaknya.

Berdasarkan situs statista.com, pesawat tersebut dijual rata-rata seharga 121,6 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,7 triliun per unit (kurs Rp 14.000/dollar AS).

Masih berdasarkan situs tersebut, seri pesawat Boeing 737 merupakan pesawat terlaris buatan pabrikan asal Amerika Serikat itu, 69 persen penjualannya diepas ke pasar global.

Untuk tipe pesawat termahal yang dijual pabrikan asal Negeri Paman Sam itu berjenis Boeing 777-9. Harga jualnya berkisar 442,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,19 triliun. Adapun seri termurahnya, yakni Boeing 737-700 dengan harga 89,1 juta dollar AS atau setara Rp 1,25 triliun.

Spesifikasi

Boeing 737 Max 8 didesain sebagai pesawat yang efisien bahan bakar dan nyaman bagi penumpang dengan suasana kabin yang lebih senyap. Bahan bakar 737 Max juga diklaim lebih hemat 20 persen dibanding generasi 737 saat ini (737 NG).

737 Max akan meningkatkan kemampuan varian B737 Next Generation (NG) dengan daya jelajah terbang 340-570 mil laut lebih jauh, menjadi 3.500 mil laut (6.500 km).

Dua hal itu, yakni kenyamanan dan efisiensi, bisa dicapai oleh B737 MAX 8 dengan peningkatan di sektor aerodinamika dan mesin pesawat.

Dari segi aerodinamika, B737 Max 8 mengusung desain winglet terbaru, yang dijuluki Scimitar Winglet. Ujung sayap B737 Max 8 terlihat seperti dibelah menjadi dua, satu menjulur ke atas dan satu ke bawah. Inilah ciri utama varian B737 Max.

Winglet di ujung sayap berguna untuk memecah turbulensi udara yang terjadi di ujung sayap saat pesawat berjalan dalam kecepatan tinggi.

Turbulensi yang dihasilkan itu menghasilkan drag (daya hambat). Karena menghambat laju pesawat, mesin membutuhkan tenaga lebih, yang ujung-ujungnya drag ini membuat konsumsi bahan bakar boros.

Dengan winglet tambahan di ujung sayap, turbulensi udara di ujung sayap tadi bisa dipecah. Dalam uji aerodinamika, udara yang menggulung di ujung sayap terlihat menjadi lurus alirannya, meminimalkan drag.

Sementara dari segi mesin, B737 Max menggunakan mesin jenis terbaru, CFM LEAP 1B. Desain mesin ini diklaim lebih senyap dibanding generasi mesin sebelumnya, yakni CFM56.

Diameter mesin CFM LEAP-1B juga lebih besar 20 cm, sehinga menurut Boeing, menghasilkan daya dorong lebih besar. Dengan demikian, konsumsi bahan bakar mesin CFM LEAP-1B diklaim 11-12 persen lebih hemat.

Biaya operasionalnya juga diklaim 7 persen lebih hemat dibanding mesin CFM56 yang dipakai varian 737 NG (Next generation).

Untuk membuat kabin menjadi lebih senyap, polusi suara (noise) yang dihasilkan oleh mesin CFM LEAP-1B juga sudah diturunkan. Caranya, Boeing membuat desain penutup mesin bergerigi di bagian belakangnya.

Desain bergerigi ini (chevron-fringed) sama dengan yang dimiliki oleh mesin yang dipakai pesawat Boeing lainnya, yakni B787 Dreamliner dan B747-8 Intercontinental. Inilah ciri lain yang membedakan 737 Max dengan 737 NG.

Selain dua di atas, aerodnimaika dan mesin, terdapat juga peningkatan di sektor lain, seperti avionik, kokpit yang lebih ringkas, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com