Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Startup Dilirik Perusahaan Modal Ventura, Ini Syaratnya

Kompas.com - 13/03/2019, 16:35 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan rintisan atau startup, terutama yang bergerak di bidang digital terus menjamur di dalam negeri. Banyak pihak yang terus mencari peluang untuk bisa memanfaat kan tren start up yang terus bergnati.

Tren jenis startup digital di Indonesia pun terus berubah, mulai dari e-commerce hingga saat ini fintech peer to peer lending.

Tren pendanaan atau investasi pun turut mengikuti perkembangan tren startup ini. Saat ini, pendanaan untuk pengembangan sebuah usaha tidak hanya berasal dari perbankan, tetapi juga dari perusahaan modal ventura yang berani melakukan pendanaan atau investasi di perusahaan-perusahaan berisiko tinggi seperti startup.

Baca juga: Kenapa Banyak Startup yang Gagal?

Di dalam negeri pun mulai bermunculan berbagai perusahaan modal ventura baik perusahaan modal ventura yang tumbuh di dalam negeri, maupun perusahaan modal ventura dari luar negeri yang melirik start up lokal.

Lalu, bagaimana caranya agar sebuah perusahaan rintisan bisa dilirik sehingga bisa mendapatkan pendanaan dari sebuah perusahaan modal ventura?

Kemampuan pendiri startup

Partner of Patamar Capital, sebuah perusahaan modal Ventura yang berbasis di San Francisco, AS Dondi Hananto mengatakan, hal pertama yang menjadi perhatian perusahaan modal ventura sebelum memutuskan untuk mengucurkan dana adalah kemampuan pendiri startup dalam menjalankan bisnisnya.

Kemampuan dan pemahaman seorang pendiri startup akan menjadi kunci keberlangsungan dari bisnis yang akan dijalankan sehingga modal yang dikucurkan oleh perusahaan modal ventura tidak akan sia-sia.

"Si pendirinya itu kita bisa yakin atau enggak, dia punya kemampuan di bisnis ini," ujar Dondi.

Baca juga: Dua Startup Berpotensi Jadi Unicorn Berikutnya, Siapa Saja?

Nilai tambah yang menjadi perhatian khusus perusahaan modal ventura terhadap kemampuan seorang pendiri startup dalam menjalankan bisnis adalah, pendiri tersebut harus ulet dan bisa menerima kegagalan. Selain itu, pendiri startup juga harus memiliki kemampuan untuk memproyeksi kelanjutan bisnisnya jika menghadapi situasi-situasi kritis.

"Dia harus ngerti bisnis ini daripada perusahaan modal venturanya, karena modal ventura cuma tahu kulit-kulitnya saja. Dia harus tahan banting, ulet, harus bisa menerima kegagalan karena enggak mungkin bisnis ini jalan mulus terus, kalau gagal harus bisa mantul untuk melanjutkan lagi," ujar dia.

Baca juga: Merintis Startup, Ini yang Harus Diperhatikan

Skala dan model bisnis

Hal lain yang menjadi perhatian adalah skala dan model bisnis dari startup yang tengah dirintis. Startup tersebut sudah harus bisa mempekrirakan seberapa besar skala bisnis yang tengah dirintis.

Tak jarang pula, model bisnis dari startup harus berubah di tengah jalan karena kondisi pasar. Startup yang ingin dikucuri dana oleh modal ventura harus fleksibel dan bisa mengantisipasi hal-hal semacam itu.

"Model bisnis sekarang seperti apa, juga nanti kalau gagal kira-kira bisa menjadi seperti apa, itu penting," ujar Dondi.

Baca juga: Ekonom Ini Sebut Startup Bisa Sebabkan Krisis jika Tak Dikelola Hati-hati

Dondi pun tak menampik besarnya risiko kegagalan dari bisnis yang dijalankan oleh start up. Selain karena ketatnya persaingan, terkadang pasar yang disasar juga tidak sesuai dengan ekspektasi.

"Fenomena startup tutup ini biasa, kita invest di 10 (startup) yang ditargetkan hidup cuma 2 kok," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com