Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Gagalkan Penyelundupan 245.102 Benih Lobster

Kompas.com - 13/03/2019, 16:36 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Tim Fleet One Quick Response (F1QR) dan Satuan Tugas Gabungan Komando Armada 1 (Koarmada 1) menggagalkan upaya penyelundupan benih Lobster (BL) ilegal di perairan Pulau Sugi, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (12/3/2019).

Adapun perkiraan nilai benih lobster yang berhasil diselamatkan setara dengan Rp 37,2 miliar.

Benih lobster sebanyak 245.102 ekor tersebut berhasil diselamatkan dalam operasi pengejaran, penangkapan, dan penyelidikan (jarkaplid) terhadap sebuah speed boat. Penyelundupan ini termasuk yang terbesar dari operasi sebelumnya.

"Ini adalah tangkapan yang terbesar dalam sejarah kita. Sebelumnya yang paling banyak sekitar 120.000 ekor. Barang bukti telah diamankan di kantor Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Batam," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, di Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Hasil pemeriksaan menunjukkan, terdapat 44 coolbox styrofoam dan dikemas dalam 1.320 kantong plastik. Pada 41 coolbox berisi 235.438 ekor jenis benih lobster pasir, dan 3 coolbox berisi 9.664 ekor benih lobster jenis mutiara. Lobster mutiara merupakan lobster yang harganya paling mahal.

Baca juga: Kebakaran Kapal di Muara Baru, Sebelumnya Susi Sudah Beri Peringatan

Diyakini benih lobster tersebut berasal dari Lampung, Bengkulu, dan pintu pengeluaran dari pelabuhan tangkahan Jambi.

Sejak 2015, pemerintah telah berhasil menangkap 235 kasus penyelundupan benih lobster, sehingga nilai rupiah yang berhasil diselamatkan sebesar Rp 949 miliar.

Menurut Menteri Susi, sesuai aturan untuk menjaga stock di alam, benih lobster tersebut selanjutnya akan dilepasliarkan ke habitatnya. Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui BKIPM akan melepasliarkan BL tersebut di Senoa, Bunguran Timur, Natuna.

"Kita akan lepasliarkan di wilayah Senoa, Natuna Rabu (13/3/2019) sore," kata Menteri Susi.

"Saya pilih Natuna karena Natuna merupakan habitat lobster. Kalau di Batam nanti akan mati," kata Menteri Susi melanjutkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com