Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Ikan di Lautan Indonesia Meningkat, KKP Ungkap Penyebabnya

Kompas.com - 14/03/2019, 20:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, melalui akun Twitter-nya, menyebut bahwa populasi ikan di lautan Indonesia meningkat lebih dari dua kali lipat. Kondisi ini terjadi saat populasi ikan di lautan dunia justru turun drastis.

"Betapa beruntungnya Indonesia, kita malah mencatat kenaikan lebih dari dua kali lipat," tulis Menteri Susi pada Rabu (13/3/2019) malam.

Pertanyaan yang kemudian muncul, apa yang terjadi dan apa yang dilakukan pemerintah sehingga Indonesia bisa ada di taraf ini?

Berdasarkan penjelasan Sekretaris Jenderal KKP, Nilanto Perbowo, terdapat beberapa hal yang membuat populasi ikan di laut Indonesia meningkat saat itu tidak terjadi di laut dunia.

Faktor itu mulai dari regulasi penangkapan, upaya penegakan hukum dan kondisi ikan itu sendiri.

Baca juga: Studi Baru, Populasi Ikan di Lautan Dunia Menurun Drastis

Penangkapan

Saat ini, kapal penangkap ikan maksimal berbobot 150 gross ton sebelumnya 600-700 gross ton. Sementara kapal pengangkutnya, semula berbobot 2.000-3.000 gross ton, saat ini dibatasi maksimal berbobot 200 gross ton.

"Yang kedua melarang pengoperasian jenis  alat tangkap trol atau pukat harimau atau pukat ikan. Yang ketiga, pelarangan kegiatan alih muatan ikan di tengah laut," kata Nilanto.

Alih muat ikan tangkapan di tengah laut, selama ini menyulitkan bagi pihak pemerintah untuk mendata secara pasti berapa jumlah ikan yang ditangkap.

Saat ini Indonesia sudah tidak mengizinkan aktivitas itu, sehingga jumlah ikan yang tertangkap lebih terdata.

"Selama ini dunia kesulitan untuk memantau hasil tangkapan ikan yang dialihmuatkan di tengah laut. Ikannya enggak terdata jumlahnya," ujar Nilanto.

Hasil tangkapan di lautan lebih banyak dibawa ke negara asal kapal daripada negara tempat dilakukan penangkapan.

Baca juga: Tangkapan Ikan Nelayan Sulsel dan Sulbar Melimpah hingga 11 Ton per Hari

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Produksi Perikanan dan Kelautan Indonesia

Penegakan hukum

Selanjutnya adalah upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah melalui adanya Satuan Tugas di bawah Peraturan Presiden Nomor 115 tahun 2005.

Dalam hal ini, Menteri  Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Komandan Satgas yang di dalamnya terdiri dari berbagai unsur.

"Kepala Pelaksana Hariannya adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal), unsur di dalamnya ada Angkatan Laut, Polri, Polair, Kejaksaan Agung, dan Badan keamanan Laut (Bakamla)," ucap Nilanto.

Satgas inilah yang selama ini berperan dalam penghalauan kapal-kapal asing di perairan laut Indonesia.

Ikan

Faktor ketiga yang membuat populasi ikan di Indonesia meningkat adalah kondisi ikan itu sendiri.

Setelah dilakukan berbagai macam upaya dan diterapkan sejumlah peraturan, kondisi ikan di Indonesia membaik.

"Dulu ikan ditangkap dengan jaring dan kapal yang ukurannya jauh lebih besar dibanding sekarang. Itu menyebabkan banyak ikan yang tidak tertangkap mati," kata Nilanto.

Namun, saat ini ikan-ikan yang tidak tertangkap berpeluang besar untuk tetap hidup dan terus bereproduksi, sehingga jumlah ikan tetap terjaga bahkan meningkat.

Selain itu, tidak adanya kapal-kapal asing penangkap ikan di lautan Indonesia membuat banyak ikan-ikan besar merapat ke pantai untuk mencari makan. Pantai atau wilayah pesisir merupakan tempat yang banyak terdapat bagi ikan-ikan.

Hal ini membuat nelayan tidak perlu jauh ke tengah laut untuk mencari ikan, waktu yang mereka butuhkan pun menjadi lebih singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com