Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit Selama 4 Bulan Berturut-turut, Neraca Perdagangan Akhirnya Surplus

Kompas.com - 15/03/2019, 10:32 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatatkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2019 mengalami surplus setelah selama empat bulan terakhir terus mengalami defisit.

Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan, surplusnya neraca perdagangan kali ini didorong oleh sektor migas yang mengalami surplus 0,79 miliar dollar AS dan sektor migas mengalami defisit 0,46 miliar dollar AS.

"Neraca dagang Februari 2019 kita surplus 0,33 miliar dollar AS," ujar Suhariyanto dalam konferensi di kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/3/2019) .

"Surplus ini terjadi karena impor turun tajam meski ekspor juga turun. Ini berita baik karena akan berpengaruh kepada angka pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2019," jelas dia.

Baca juga: Januari 2019, Neraca Perdagangan RI Defisit 1,16 Miliar Dollar AS

Jika dirinci, untuk sektor non migas meski mengalami penurunan ekspor namun angkanya lebih rendah jika dibandingkan dengan penurunan impor yang cukup tajam.

Ekspor di sektor non migas mengalami penurunan sebesar 9,85 persen dibandingkan Januari 2019.

Nilai eskpor non migas tersebut sebesar 11,44 miliar dollar AS. Sementara angka impor nonmigas turun lebih besar, yakni 20,14 persen dibandingkan Januari 2019, dengan total nilai impor 10,89 miliar dollar AS.

Sementara itu, penurunan ekspor migas didorong oleh penurunan ekspor hasil minyak sebesar 6,49 persen menjadi 70,2 juta dollar AS serta penurunan ekspor gas sebesar 20,81 persen menjadi 861,2 juta dollar AS. Meskipun terjadi pemingkatan ekspor minyak mentah 117,72 persen menjadi 156,9 juta dollar AS.

"Walaupun demikian untuk angka neraca perdagangan kita sepanjang Januari hingga Februari masih defisit," ujar Suhariyanto.

Dalam medio Januari-Februari 2019 , neraca perdagangan masih defisit 1,03 miliar dollar AS dengan sektor non migas surplus 152 juta dollar AS dan migas defisit 0,89 miliar dollar AS.

"Masih banyak PR yang harus kita pikirkan soal bagaimana memacu ekspor, melakukam diverisifikasi pasar dengan produk yang kompetitif kita juga masih perlu mengendalikan impor,"ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com