Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Paul Sutaryono

Staf Ahli Pusat Studi BUMN, pengamat perbankan, dan mantan Assistant Vice President BNI

Kenapa Bank Besar Masih Bisa Raup Laba Besar?

Kompas.com - 19/03/2019, 19:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


DI tengah kelesuan ekonomi dewasa ini, ternyata bank besar tetap mampu meraih laba bersih yang besar pula. Kok bisa?

Bagaimana kinerja bank umum? Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 21 Februari 2019 menunjukkan bank umum sanggup meningkatkan penyaluran kredit 11,98 persen dari Rp 4.548 triliun per Desember 2017 menjadi Rp 5.093 triliun per Desember 2018.

Dana pihak ketiga (DPK) “hanya” naik 6,37 persen dari Rp 5.051 triliun menjadi Rp 5.373 triliun. Hal itu menyiratkan kegersangan likuiditas di pasar.

Oleh karena itu, loan to deposit ratio (LDR) melonjak dari 90,04 persen menjadi 94,78 persen di atas ambang batas 78-92 persen. Laba sebelum pajak pun naik 13,33 persen dari Rp 165 triliun menjadi Rp 187 triliun.

Hal itu mendorong kenaikan imbal hasil aset (return on assets/ROA) dari 2,45 persen menjadi 2,55 persen hampir dua kali ambang batas 1,5 persen. Artinya, kualitas aset (asset quality) bank umum makin baik.

Bagaimana perolehan laba bersih menurut bank umum kelompok usaha (BUKU)? BUKU 1 yang bermodal inti kurang dari Rp 1 triliun meraih laba bersih namun turun 2,23 persen dari Rp 716 miliar menjadi Rp 700 miliar.

Meskipun BUKU 2 (modal Rp 1 triliun hingga kurang dari Rp 5 triliun) mampu meraih laba bersih tetapi turun 10,70 persen dari Rp 10,28 triliun menjadi Rp 9,18 triliun. Hal itu menggambarkan kedua BUKU itu terlanda ekonomi yang kurang gizi ini.

Hanya BUKU 3 (modal Rp 5 triliun hingga kurang dari Rp 30 triliun) dan BUKU 4 (modal di atas Rp 30 triliun) yang sanggup menaikkan laba bersih.

BUKU 3 mampu menaikkan laba bersih 17,65 persen dari Rp 32,58 triliun menjadi Rp 38,33 triliun, sedangkan BUKU 4 pun dengan kenaikan laba bersih 14,32 persen dari Rp 86,59 triliun menjadi Rp 98,99 triliun. Wah!

Kini kita ambil contoh beberapa bank besar. BRI merajai perolehan laba bersih yang naik 11,60 persen dari Rp 29,04 triliun menjadi Rp 32,40 triliun. Kinerja unggul itu disusul Bank Mandiri dengan laba bersih yang melesat 21,40 persen dari Rp 20,60 triliun menjadi Rp 25,00 triliun.

Kemudian BCA menyusul dengan kenaikan laba bersih 10,90 persen dari Rp 23,31 triliun menjadi Rp 25,85 triliun. BNI mampu menggenjot kenaikan laba bersih 10,30 persen dari Rp 13,61 triliun menjadi Rp 15,01 triliun. CIMB Niaga menaikkan laba bersih 17,17 persen dari Rp 2,97 triliun menjadi Rp 3,48 triliun.

Faktor Kunci Keberhasilan

Lantas, faktor kunci keberhasilan (key success factors) apa saja yang mendorong bank besar mampu meraih laba tinggi?

Pertama, hal utama lantaran bank besar memiliki modal perkasa. Data menegaskan hanya BUKU 3 dan BUKU 4 yang mampu menaikkan laba bersih.

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, Bank Indonesia (BI) menetapkan bahwa semakin tinggi modal akan semakin tinggi bagi bank untuk melakukan kegiatan usaha dan pembukaan jaringan kantor.

Kegiatan usaha perbankan antara lain meliputi penghimpunan dana, penyaluran dana, pembiayaan perdagangan (trade finance seperti ekspor, impor, bank garansi), treasury, kegiatan dalam valuta asing, keagenan dan kerja sama, sistem pembayaran dan electronic banking, penyertaan modal, penyertaan modal sementara untuk penyelamatan kredit dan jasa lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com