Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengukuhkan Kejayaan "Udang dan Kepiting" Indonesia di Pasar AS

Kompas.com - 21/03/2019, 06:46 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com -  Pasar Amerika Serikat selama ini menjadi salah satu pasar utama bagi produk perikanan dari Indonesia.

Nilai ekspor hasil laut Indonesia ke AS di tahun 2017, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2019, mencapai 1,9 miliar dollar AS.

Angka itu setara dengan 38,61 persen dari total ekspor hasil perikanan Indonesia.

Nah, komoditas utama ekspor Indonesia itu adalah udang. Nilai ekspornya mencapai 1,25 miliar dollar AS.

Lalu, diikuti kepiting dan rajungan dengan nilai 354 juta dollar AS, serta tuna dengan nilai 214 juta dollar AS.

Dengan capaian itu, di tahun 2018 Indonesia menduduki peringkat kelima dalam daftar eksportir terbesar ke AS, dari besaran ekspor.

Baca juga: Pelemahan Ekspor Asia Diprediksi Berlanjut hingga April 2019

Nilai totalnya mencapai 2,02 miliar dollar AS, atau setara dengan 8,3 persen dari total impor produk perikanan AS.

SENA

Delegasi Indonesia di ajang Seafood Expo North America (SENA) yang berlangsung dari 17-19 Maret 2019 di Boston Convention & Exhibition Center, Boston, Amerika Serikat (AS).DOKUMENTASI KJRI NEW YORK Delegasi Indonesia di ajang Seafood Expo North America (SENA) yang berlangsung dari 17-19 Maret 2019 di Boston Convention & Exhibition Center, Boston, Amerika Serikat (AS).

Sejalan dengan capaian itu, Pemerintah Indonesia ingin terus mengukuhkan kejayaan produk laut Indonesia di pasar AS.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan berpartisipasi pada Seafood Expo North America (SENA).

Perhelatan ini berlangsung pada 17-19 Maret 2019 di Boston Convention & Exhibition Center, Boston, AS.

Ada 17 eksportir dan asosiasi pelaku usaha Indonesia yang ikut di Paviliun Indonesia di ajang pameran seafood terbesar di Amerika Utara tersebut.

Berdasarkan siaran pers KJRI New York yang diterima Kompas.com, Kamis (21/3/2019), disebutkan, dalam pameran itu Indonesia menempati gerai seluas 350 meter persegi.

Pameran tahun 2019 ini diikuti oleh 1.414 peserta yang berasal dari 48 negara.

Partisipasi Indonesia ini juga menjadi salah satu partisipasi terbesar pada pameran perikanan internasional.

Baca juga: Pengamanan Sektor Kelautan, Menteri Susi Teken MoU dengan Panglima TNI

Pasalnya, SENA telah terbukti mampu mendatangkan capaian yang besar bagi Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KJRI New York (@indonesianconsulate_ny) on Mar 20, 2019 at 3:22pm PDT

Pada tahun 2018, hasil penjualan produk perikanan Indonesia pada saat pameran ini mencapai 144 juta dollar AS.

”Untuk pameran tahun 2019 ini kita mentargetkan penjualan produk perikanan meningkat sekitar 10-15 persen dari tahun sebelumnya.“

Demikian penuturan Direktur Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Machmud yang membuka Paviliun Indonesia bersama Konsul Jenderal RI New York, Abdulkadir Jailani.

Ramah lingkungan

Konsul Jenderal RI New York, Abdulkadir Jailani saat membuka paviliun Indonesia di ajang Seafood Expo North America (SENA) yang berlangsung dari 17-19 Maret 2019 di Boston Convention & Exhibition Center, Boston, Amerika Serikat (AS).DOKUMENTASI KJRI NEW YORK Konsul Jenderal RI New York, Abdulkadir Jailani saat membuka paviliun Indonesia di ajang Seafood Expo North America (SENA) yang berlangsung dari 17-19 Maret 2019 di Boston Convention & Exhibition Center, Boston, Amerika Serikat (AS).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendongkrak nilai ekspor tersebut adalah dengan membuka pasar sustainable fisheries atau perikanan ramah lingkungan.

Hal itu ditandai dengan peluncuran produk tuna yang ditangkap dengan metode pancing (pole&line and handline tuna catch).

“Setelah sukses memerangi praktek illegal fishing, Indonesia sebagai negara penghasil tuna terbesar juga melangkah maju mengembangkan industri tuna secara sustainable," kata Machmud.

Baca juga: 106 Kapal Pelaku Illegal Fishing Ditangkap, Terbanyak dari Indonesia

Delegasi RI juga melakukan berbagai pertemuan dengan mitra swasta dan Pemerintah AS untuk pengamanan produk perikanan Indonesia ke AS.

Pertemuan -antara lain, dilakukan dengan National Fisheries Institute (NFI) dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Upaya ini dipandang penting untuk mengantisipasi berbagai kebijakan AS yang memberlakukan peraturan-peraturan baru.'

Selain itu, AS pun semakin mengetatkan kriteria dan kualitas produk impor perikanan di AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com