Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Menaker Motivasi Siswa SMK untuk Berani Hadapi Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 21/03/2019, 19:23 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri memotivasi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar tak tak perlu cemas dan khawatir menghadapi persaingan revolusi industri 4.0.

Ini karena, kata dia, pemerintah akan terus mendukung peningkatan kualitas generasi milenial di masa mendatang sehingga siap memasuki pasar kerja baru. Caranya dengan memperkuat pelatihan kerja, pemagangan dan membangun wirausaha-wirausaha baru,

Seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, motivasi Hanif Dhakiri tersebut diberikan usai acara penyerahan lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP-P1) kepada enam SMK kota Bekasi di SMK Karya Guna 1 Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019).

Adapun enam SMK yang mendapat lisensi LSP P-1 adalah SMK Karya Guna1 Bekasi, SMK Bina Husada Mandiri, SMK Al- Bahri, SMKN 1, SMKN 6 dan SMKN 7 Kota Bekasi, Jawa Barat.

Hanif mengatakan penyerahan sertifikasi dalam rangka mendorong agar relevansi kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan pasar kerja atau industri berjalan relatif baik. Sebab profil pengangguran dominan berasal dari lulusan atau tamatan SMK.

Baca jugaHadapi Revolusi Industri 4.0, Kemnaker Adakan Pelatihan Berbasis Kompetensi

"Dengan adanya sertifikasi ini, bisa membantu memfasilitasi anak-anak muda Bekasi untuk masuk ke pasar kerja dan memulai wirausaha baru. Makanya kami mendorong agar sertifikasi kompetensi bisa terus ditingkatkan,” kata Hanif

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri memotivasi siswa-siswi SMK untuk tidak takut menghadapi persaingan di era revolusi industri 4.0. Hal ini Menaker lakukan di SMK Karya Guna 1 Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019).Dok. Humas Kementerian Ketenagakerjaan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri memotivasi siswa-siswi SMK untuk tidak takut menghadapi persaingan di era revolusi industri 4.0. Hal ini Menaker lakukan di SMK Karya Guna 1 Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019).
Hanif meyakini melalui sertifikasi profesi akan mampu mendongkrak angka pengangguran di tingkat SMK yang mengalami problem miss match di atas 50 persen. Karenanya masih harus perlu banyak perbaikan baik dari segi guru, sarana prasarananya.

Salah satu kontribusi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) adalah memastikan agar sertifikasi kompetensinya juga harus diperbaiki.

"Dengan demikian, ketika anak-anak diuji kompetensi akan ketahuan mereka memiliki keahlian tertentu sesuai pasar kerjanya," ujar Hanif.

Bagi SMK yang belum memiliki sertifikasi, kata Hanif Dhakiri, SMK tersebut bisa memprosesnya karena prinsipnya secara terbuka untuk semua. 

Baca jugaHadapi Revolusi Industri 4.0, Kemnaker Kembangkan Aplikasi Database K3

"Jadi sekolah hanya bisa mensertifikasi untuk siswanya sendiri, tidak bisa sertifikasi siswa SMK lain," tutur Hanif. 

Menurut Hanif Dhakiri, sertifikasi kompetensi merupakan suatu alat instrumen pengakuan bagi keahlian yang dimiliki seseorang. Karena itu, pihaknya akan mendorong terus agar sertifikasi kompetensi terus berjalan.

Namun, di sisi lain, dunia usaha dihimbau dalam rekruitmen calon pekerja juga harus berbasis kompetensi.

"Jika sebelumnya persyaratannya lulusan SMA, Diploma, sarjana, maka kami minta ada lowongan kerja dikasih opsi," kata Hanif

Menaker menjelaskan, misalnya lowongan kerja yang mensyaratkan minimal lulusan SMA atau bersertifikat kompetensi operator otomotif. Jadi yang punya ijazah bisa gunakan ijazahnya. Sedangkan mereka yang tidak punya, bisa gunakan sertifikat kompetensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com