Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Pilot Ketiga dalam Pesawat Lion Air JT 043

Kompas.com - 22/03/2019, 07:10 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengakui adanya pilot ketiga dalam penerbangan pesawat Lion Air Boeing 737 MAX 8 nomor penerbangan JT 043 rute Denpasar-Jakarta.

Penerbangan tersebut menggunakan pesawat yang sama dengan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang terjatuh di perairan Kerawang pada Oktober 2018.

Saat terbang dari Denpasar ke Jakarta pesawat tersebut sempat mengalami masalah di angle of attack (AoA) sensor.

AoA adalah sudut antara sayap dan udara yang mendekat antara 15-20 derajat. Jika sudutnya terlalu besar, sayap dapat kehilangan daya angkat dan bisa menyebabkan hilang kendali serta kehilangan ketinggian secara mendadak.

Baca juga: KNKT: Ada Pilot Ketiga di Pesawat Lion Air JT 043

“KNKT menyampaikan bahwa benar ada pilot lain yang berada di kokpit pada penerbangan itu,” ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di kantornya, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Berdasarkan berita yang diterbitkan Bloomberg, pilot ketiga tersebut menjadi penyelamat dalam penerbangan Lion Air dengan rute Denpasar-Jakarta. Penerbangan dengan rute itu dilakukan malam sebelum pesawat tersebut jatuh di perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat, dan menewaskan 189 orang.

Dua orang sumber yang terlibat dalam investigasi kecelakaan Lion Air yang diwawancarai Bloomberg menyebut pilot ketiga itu mengambil tindakan saat pesawat mengalami masalah. Dia meminta kru untuk memutus arus listrik ke motor yang menggerakkan hidung pesawat ke bawah.

Baca juga: KNKT Bantah Isi Rekaman CVR Lion JT 610 Bocor

Namun, KNKT tak mau mengonfirmasi soal benar atau tidaknya pilot ketiga itu mengambil tindakan saat terjadinya masalah di pesawat Lion Air JT043 rute Denpasar-Jakarta.

Soerjanto hanya mengatakan, pilot tersebut merupakan pilot yang telah selesai menjalankan tugas terbang dan akan kembali ke Jakarta. Pilot tersebut merupakan pilot dari Lion Air Group yang mengenal para awak kabin sehingga diperbolehkan duduk di kokpit.

“Pilot ini memiliki kualifikasi sebagai pilot B737-8 (MAX),” kata Soerjanto.

Namun, Soerjanto enggan membeberkan identitas pilot tersebut. Menurut dia, pilot tersebut pun telah diwawancarai oleh KNKT.

“Sesuai UU Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 359, pernyataan dari seseorang yang diperoleh selama proses investigasi tidak boleh dipublikasikan. Untuk itu, KNKT tidak akan menyampaikan hasil wawancaranya,” ucap dia.

Baca juga: KNKT Akan Umumkan Hasil Investigasi Lion Air JT610 pada Agustus 2019

Sementara itu, mengenai isi rekaman cockpit voice recorder (CVR) pesawat Lion Air JT 610 yang diungkap salah satu media internasional, Soerjanto membantahnya. Dia mengatakan, rekaman suara yang beredar luas di masyarakat tak sama dengan isi CVR yang diperoleh pihaknya.

Berdasarkan pemberitaan yang diterbitkan Reuters, disebutkan bahwa pilot pesawat Lion Air JT 610 itu sempat berujar "Allahu Akbar".

Dalam berita berjudul "Black Box Reveals Clues to Lion Air Crash" disebutkan bahwa pilot panik mencari penyebab pesawat dalam kondisi stall. Selain itu, juga ada pilot yang sibuk mempelajari buku manual untuk menemukan solusi saat kondisi darurat.

Baca juga: KNKT Belum Bisa Simpulkan Kecelakaan JT 610 Sama dengan Ethiophian Airlines

Namun, Reuters mengaku tidak memiliki rekaman ataupun transkrip isi CVR. Pihaknya menyebut mendengar isi rekaman CVR dari tiga sumber anomim.

“KNKT juga menyampaikan bahwa isi rekaman CVR tidak sama dengan apa yang beredar di media sehingga menurut KNKT isi berita itu adalah opini seseorang atau beberapa orang yang kemudian dibuat seolah-olah seperti isi CVR,” ujar Soerjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com