Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Rendah, Gejolak Global Mereda, Kok Suku Bunga Acuan BI Tidak Turun?

Kompas.com - 22/03/2019, 15:20 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memilih untuk menahan suku bunga acuan di angka 6 persen. Keputusan itu diambil setelah rapat Dewan Gubernur BI, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Namun keputusan itu mengundang pertanyaan mengapa BI tidak menurunkan suku bunganya.

Sebab inflasi terjaga di bawah 3 persen dan gejolak global juga relatif mereda karena Bank Sentral AS, The Fed memilih untuk menahan suku bunganya.

"Ya itu dia diskresinya Bank Sentral," ujar Menteri Koordinator Darmin Nasution, Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Baca juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan Tetap 6 Persen

Darmin yakin banyak orang yang ingin Bank Indonesia menurunkan suku bunganya. Sebab penurunan suku bunga bisa membuat bunga di bank-bank lebih rendah.

Darmin juga yakin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan punya pemikiran yang berbeda dengan BI soal suku bunga.

"Ya itulah memang plus dan minusnya (BI lembaga) independen. Mereka berhitung dengan cara mereka sendiri. Saya tidak mau menebak gimana mereka berpikir," kata dia.

Meski mengaku "ogah" menebak cara berpikir BI, Darmin mengatakan bahwa kemungkinan kebijakan menahan suku bunga dilandasi upaya menjaga nilai tukar rupiah.

Sebab bila suku bunga tinggi, maka para investor akan tertarik memadukan modalnya ke Indonesia. Aliran masuk modal asing tersebut bisa membuat nilai tukar rupiah kuat.

Sebab aliran modal asing membuat permintaan rupiah kian besar, dengan demikian nilai tukar terhadap dollar AS pun akan menguat.

Tahun lalu BI menaikkan suku bunga hingga 6 kali saat nilai tukar rupiah terpukuk. Hal itu dilakukan agar modal asing masuk (capital inflow) sementara modal yang ada di Indonesia tidak keluar (capital outflow).

Sebelumnya, Bank Indonesia memutuskan menahan untukmempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6 persen.

Selain itu suku bunga Deposit Facility juga tetap sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, keputusan tersebut konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman.

Selain itu juga untuk mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. Sementara itu kebijakan suku bunga dan nilai tukar tetap difokuskan pada stabilitas eksternal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com