Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Punya Potensi Besar, Industri Keramik Jadi Sektor Unggulan Indonesia

Kompas.com - 24/03/2019, 08:45 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Industri keramik adalah salah satu industri yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) memprioritaskan industri keramik untuk pengembangannya, baik buat memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.

Hal ini dibenarkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (14/3/2019), Airlangga mengatakan, industri keramik merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannya dan terus memacu daya saingnya.

Salah satu pertimbangan Industri keramik menjadi sektor unggulan, karena ditopang ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam (SDA). Contohnya seperti tanah liat (clay), feldspar, pasir silika, dolomite, limestone, dan batu granit.

Berdasarkan keterangan tertulis yang Kompas.com terima, setidaknya ada empat hal yang akan dilakukan pemerintah untuk mendukung perkembangan industri keramik.

Pertama yakni memastikan ketersediaan gas industri dengan harga yang kompetitif. Kedua inovasi. ketiga peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan terakhir pengembangan bagi industri keramik dalam negeri.

Sejumlah kebijakan fiskal dan non-fiskal telah diterbitkan pemerintah untuk mendukung perkembangan industri keramik. Contohnya seperti kebijakan safeguard (pengenaan Bea Masuk Tindak Pengamanan/BMTP) atas impor produk keramik sejak Oktober 2018.

Safeguard berlaku selama tiga tahun dengan besaran 23 persen di tahun pertama, 21 persen di tahun kedua, dan tahun ketiga 19 persen. Selain itu, pemerintah telah menaikkan PPh impor (Pasal 22) komoditas keramik menjadi 75 persen sejak 12 September lalu.

Kebijakan terbaru soal industri keramik, yakni pemerintah telah menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Kesepakatan ini membuka peluang pasar baru bagi industri keramik di Australia yang selama ini didominasi oleh Tiongkok dan Malaysia.

Meningkatkan produksi keramik

Dengan adanya penerapan safeguard dan kenaikan PPh impor keramik,diharapkan bisa meningkatkan produksi industri keramik tanah air. Tahun ini, produksi diperkirakan naik 7 persen, ke 420 juta hingga 440 juta meter persegi.

Sementara itu, kapasitas terpasang industri keramik nasional mencapai 580 juta meter persegi terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Brasil. Produksi keramik nasional tahun lalu, tercatat 370 juta hingga 380 juta meter persegi, atau sekitar 65,51 persen dari total kapasitas terpasang.

Industri keramik juga termasuk sektor padat karya. Tahun lalu, dengan pertumbuhan industri keramik tercatat sebesar 2,75 persen, mampu menyerap tenaga kerja hingga 150 ribu orang. Serapan tenaga kerja diyakini akan meningkat.

Maka dari itu, selain insentif fiskal, Kementerian Perindustrian juga menyediakan insentif nonfiskal dengan menyediakan tenaga kerja yang kompeten.

“Pemerintah akan menyediakn insentif nonfiskal berupa penyediaan tenaga kerja kompeten melalui program link and match dengan SMK dan industri, Diklat sistem 3 in 1 dan Program Diploma I Industri," ucap Airlangga.

#IndonesiaOptimis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com