Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempet Mengamen, Sendi Kini Jadi Bos Kosmetik Beromzet Miliaran Rupiah

Kompas.com - 24/03/2019, 10:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

Tak mau lagi berurusan dengan polisi, Sendi mengurus semua perizinan, termasuk ke BPOM. Untuk pertama kali, usahanya menyandang nama, yakni CV Bernita Ayu.

Ia juga untuk perdana menerima order pembuatan kosmetik dari pihak lain (makloon). Karyawannya lebih dari 50 orang.

Namun, cobaan belum berhenti. Pada 2014, Sendi mengalami kecelakaan lalu lintas yang membuatnya sempat koma. Selama satu bulan ia menjalani perawatan di ruang ICU salah satu rumah sakit di Jakarta.

“Uang saya habis untuk biaya berobat. Utang saya ada miliaran,” tambah dia.

Setelah melewati masa koma, Sendi tetap harus di Jakarta untuk menjalani pemulihan. Alhasil, secara fisik ia tidak bisa kerja.


Platform digital

Bisnis Bernita Ayu pun jalan di tempat. Sebetulnya, ada permintaan makloon L’Oréal, tapi terpaksa dia tolak.

Cuma, lagi-lagi keberuntungan menghampirinya. Pada 2016, saat masih menjalani proses pemulihan di Jakarta, salah satu klien Bernita Ayu, Nova mengajaknya berkongsi membangun pabrik yang lebih besar lagi. Karena satu visi, ia menerima pinangan tersebut.

Demi mewujudkan kerjasama itu, Sendi pun menjual Bernita Ayu. Pabrik barunya berdiri di daerah Sunter, Jakarta Utara, dengan nama PT Nose Herbalindo. Nose merupakan singkatan dari nama Novi dan Sendi. Dia punya saham 40 persen.

Sendi duduk di kursi direktur utama, sedang Nova sebagai komisaris.

“Karena saya punya klien dan jaringan yang banyak, lebih dari 100 klien, jadi tidak sampai setahun, yakni enam bulan, sudah balik modal,” katanya.

Baca juga: Bermodal Rp 5 Juta, Kini Edwin Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Modal membangun pabrik Nose Herbalindo, tambah dia, sekitar Rp 2 miliar.

Tapi, kongsi dengan Nova hanya bertahan dua tahun. Setelah berkunjung ke pabrik PT Paragon Technology and Innovation yang memproduksi Wardah Cosmetics.

“Saya ingin punya pabrik yang lebih besar lagi. Tapi saya berpikir, kalau mau seperti Paragon, mungkin butuh waktu 20 tahun,” ujar Sendi.

Itu sebabnya, Sendi membangun platform digital penyedia jasa pembuatan kosmetik pada Juli 2018. Ia memberi nama marketplace itu: Emaklon Digital. Demi fokus membesarkan bisnis barunya itu, dia melepas saham Nose Herbalindo.

Saat ini, ada 10 pabrik kosmetik yang bergabung dengan Emaklon Digital. Sedangkan  yang memesan produk kosmetik melalui marketplace ini sudah 24 klien.

“Lewat Emaklon saya ingin memudahkan orang bisa punya brand sendiri tanpa harus punya pabrik dan harus datang ke pabrik. Ini yang pertama di dunia,” klaim Sendi.

Ke depan, Sendi ingin Emaklon Digital bukan cuma membuat kosmetik saja, tapi juga merambah ke lini bisnis lain, seperti fesyen, makanan, dan minuman. (Merlinda Riska)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Dari pemulung jadi bos kosmetik


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com