Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Netizen Miami yang Terlilit Utang demi Jadi "Bintang" Instagram

Kompas.com - 25/03/2019, 13:28 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Tak dimungkiri, bagi sebagian dari mereka, menjadi selebritis di media sosial punya dampak yang besar. Influencer yang berhasil dapat menghasilkan ribuan dolar untuk satu kali unggahan, dan bahkan mungkin lebih berpengaruh daripada selebriti lainnya.

Sebagai contoh, Lauren Bullen dan Jack Morris, duo travel-blogging terkenal, menyatakan bahwa mereka bisa menghasilkan hingga enam digit hanya dengan berkeliling dunia bersama. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Cosmopolitan, Morris mengatakan dia tidak akan mengirim kurang dari 3.000 dollar AS dari sponsor.

Tetapi, bagi orang lain, gaya hidup bisa melumpuhkan secara finansial.

Calveiro mengatakan tidak ada yang berbicara tentang masalah keuangan mereka di Instagram.

"Itu membuatku khawatir betapa aku melihat gadis-gadis peduli dengan citra," kata dia.

Upaya bergaya hidup sempurna di media sosial tidak hanya mendorong beberapa pengguna Instagram untuk berutang, tapi juga berkontribusi pada beberapa masalah budaya yang lebih luas. Sebagaimana dikutip dari Business Insider, Royal Society for Public Health yang berbasis di Inggris baru-baru ini menyebut Instagram merupakan aplikasi media sosial terburuk untuk kesehatan mental.

Penelitiannya terhadap hampir 1.500 warga Inggris berusia 14 hingga 24 tahun menunjukkan bahwa orang muda kemungkinan besar mengaitkan Instagram dengan kesejahteraan mental negatif dan perasaan tidak mampu serta cemas.

"Media sosial telah digambarkan lebih adiktif daripada rokok dan alkohol dan sekarang begitu mengakar dalam kehidupan orang muda sehingga tidak mungkin lagi mengabaikannya ketika berbicara tentang masalah kesehatan mental anak muda," ujar Shirley Cramer, CEO dari organisasi tersebut.

Instagram bukan satu-satunya hal yang patut disalahkan. Obsesi terhadap objek visual sudah ada jauh sebelum aplikasi semacam itu meledak dan populer. Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2012 oleh American Psychological Association yang mengamati 9 juta orang muda di atas 40 tahun menemukan bahwa generasi milenium lebih peduli pada generasi sebelumnya tentang uang dan citra.

Penelitian itu menunjukkan bahwa proporsi siswa yang mengatakan menjadi kaya sangat penting bagi mereka meningkat dari 45 persen untuk baby boomer (disurvei antara 1966 dan 1978) menjadi 70 persen untuk Generasi Xers (disurvei antara 1979 dan 1999), dan 75 persen untuk milenial (disurvei antara 2000 dan 2009).

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com