Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Tahun 2018 Ekonomi Dunia Betul-betul Tidak Ramah

Kompas.com - 27/03/2019, 11:14 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) baru saja merilis Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2018. Gubernur BI Perry Warjiyo yang meluncurkan buku ini secara langsung mengatakan, tahun 2018 bukanlah tahun yang mudah.

Menurutnya, berbagai gejolak perekonomian yang terjadi di dunia turut memengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri tahun lalu.

Dia pun menceritakan bagaimana harus memulai menjabat sebagai Gubernur BI di Mei 2018 lalu ketika kondisi perekonomian dunia semakin tak ramah terhadap kondisi negera berkembang, termasuk Indonesia.

"Sejak tahun 2018 dunia betul-betul tidak ramah termasuk ke Indonesia. Ketidakramahan ini semakin menjadi sejak saya jadi Gubernur BI sejak Mei 2018," ujar dia dalam paparan peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2018 di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Sebagai gambaran, tahun lalu beberapa negara emerging market mengalami tekanan ekonomi yang cukup kuat lantaran bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga mereka lebih cepat dan lebih tinggi dari perkiraan.

Tekanan lain juga datang dari ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dengan beberapa negara rekanan dagangnya termasuk China, melambatnya ekonomi dunia, harga komoditas yang turun, hingga ketidakjelasan Brexit, dan ketidakpastian geopolitik global.

"Aliran dana asing keluar dari emerging market termasuk Indonesia, dollar AS menguat ke seluruh mata uang termasuk rupiah, dan premi risiko di pasar keuangan global yang tinggi.Ketegangan silih berganti menghantam seluruh negara di dunia bahkan beberapa emerging market tidak tahan seperti Turki dan Argentina masuk ke dalma krisis ekonomi dan finansial," ujar Perry.

Walupun demikian, Perry cukup optimistis dengan prospek ekonomi global di 2019.

Hal tersebut ditopang semakin solidnya sinergi kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia, Pemerintah, OJK, dan otoritas terkait dalam satu bauran kebijakan ekonomi yang saling memperkuat termasuk sinergi kebijakan reformasi struktural.

Namun, perekonomian masih menghadapi tantangan struktural baik dari sisi global maupun domestik yang tetap harus diwaspadai.

Perekonomian domestik dalam jangka menengah diprakirakan dalam lintasan yang meningkat. Perry mengatakan, BI akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas lainnya untuk mempercepat reformasi struktural guna memastikan kesinambungan pertumbuhan ekonomi.

Sinergi kebijakan ditempuh untuk konsisten melanjutkan reformasi struktural melalui empat strategi utama. 

Pertama, strategi meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Upaya ini dilakukan melalui penguatan empat elemen dasar yakni ketersediaan infrastruktur, kualitas modal manusia (human capital), adopsi teknologi, dan dukungan kelembagaan. 

Kedua, strategi untuk mengembangkan kapasitas dan kapabilitas sektor industri. Ketiga, strategi mengoptimalkan pemanfaatan ekonomi digital. Keempat, strategi untuk memperluas sumber pembiayaan ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com