Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Ini Tips Pilih Jasa Iklan yang Efektif

Kompas.com - 27/03/2019, 17:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Iklan menjadi hal yang sangat penting bagi para pelaku bisnis sebagai alat komunikasi untuk memperkenalkan produknya agar dapat di kenal oleh masyarakat.

Selain sebagai media informasi, iklan juga penting untuk membujuk masyarakat agar tertarik dengan apa yang diiklankan. Namun, tidak semua media iklan mampu memberikan feedback positif untuk calon pembeli maupun pengiklannya.

Untuk itu, pengiklan perlu memilih platform atau wadah iklan yang sesuai dengan kondisi saat ini. Menurut Eddy Yansen, Direktur salah satu perusahaan iklan di Indonesia, iklan saat ini harus berbasis pada platform digital karena memasuki era digital 4.0

Baca juga: Programmatic Ads, Cara Iklan Baru di Era Digital

"Kalau saat ini, disarankan pakai digital. Tersebarnya bisa lebih luas dan lebih fleksibel sudah pasti. Kalau pakai selebaran sama, sih, tersebar luas juga, tapi belum tentu target konsumennya sesuai," kata Eddy.

Apalagi, saat ini dunia sudah 83 persen mengadopsi iklan terprogram. Selain pilih platform digital, Eddy juga menyarankan untuk memilih platform digital yang aman dan bebas dari klik palsu.

"Pilih digital tapi dilihat juga aman atau enggak. Meskipun era digital, saat ini klik palsu itu sudah beredar 60 persen dari iklan yang ada. Sampai akhirnya, perusahaan-perusahaan besar seperti Unilever dan Samsung saja sekarang beralih ke programmatic ads yang aman," ungkap Eddy.

Baca juga: Catat, Begini Cara Pasang Iklan di Instagram

"Asal tahu saja, di China klik palsu itu legal dan memiliki perusahaan besar. Mereka klik iklan-iklan luar negeri yang mata uangnya dollar AS. Satu kali klik kalau dirupiahkan bisa mencapai Rp 4.000. Bayangkan kalau perusahaan besar yang punya gadget banyak. Sudah berapa keuntungan yang didapat," lanjutnya.

Saran Eddy, cari pula programmatic ads yang menjamin data pengiklan. Terkadang, banyak perusahaan iklan yang menggunakan data pengiklan sebagai riset, seperti Google ads contohnya.

Terakhir, pilih platform digital murah yang menawarkan inovasi terkini. Inovasi tersebut bisa memanfaatkan sosial media dan interaksi instan.

Baca juga: Hati-hati, Penipuan Iklan Digital di Indonesia Kedua Terbesar Sedunia

"Pilih yang murah tapi dapet space yang bagus, bisa pilih target konsumen, berapa kali tayang bisa diatur, dan merambah ke sosial media. Untuk sosial media, pengiklan bisa menggunakan jasa influencer untuk membuat video iklan produknya. Setelah itu, video tersebut bisa disalurkan ke publisher melalui programmatic ads," ujar Eddy.

"Saya percaya sosial media dan conversation (interaksi instan) adalah dua hal yang besar, bisa menjamin iklan. Melihat orang hidup seperti apa, dan juga kalau bisa ngobrol. Makanya video dari influencer itu menjadi magnet tersendiri. Jadi kalau format iklan sekarang masih banner mungkin sudah sangat tidak efektif," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com