Tetangga saya kebetulan bekerja sebagai tukang sol sepatu di pinggir jalan. Usianya di bawah 40 tahun. Badannya sehat dan kuat. Ia memiliki dua anak, yang laki-laki SMP dan satunya SD. Si istri bekerja sebagai rewang atau pembantu rumah tangga. Saya ingin membantunya agar ia punya pekerjaan lebih bagus, tentu dengan pendapatan yang lebih baik.
Ada dua cara saya bisa membantunya. Pertama yakni dengan jalan mendampingi usahanya seperti yang dilakukan para pendamping UKM kebanyakan.
Yang kedua dengan jalan mengajaknya berbisnis. Saya cukupi modal dan yang bersangkutan operasionalkan bisnisnya. Kami bisa berkolaborasi dengan modalitas masing-masing: ada modal, tenaga dan waktu. Hasilnya, ia memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Saya memperoleh bagi hasil. Kami berdua senang.
Masalah yang sama bisa didekati dengan cara berbeda. Melakukan pendampingan atau langsung terlibat langsung dalam usahanya. Yang pertama adalah pendekatan khas pemberdayaan sosial-ekonomi. Yang kedua adalah pendekatan apa yang saya sebut sebagai venture builder atau aktivitas pembangunan dan pengembangan usaha.
Venture Builder
Bagaimana bila upaya venture builder tadi kita lembagakan? Bagaimana bila kita kolaborasikan beberapa pihak sekaligus? Bagaimana model yang bisa menjawab tantangan dan kondisi seperti itu?
Kisah saya dan tetangga di atas menggambarkan dua pihak yang berkolaborasi. Saya berperan sebagai investor-owner dan tetangga saya sebagai worker-owner. Saya berinvestasi pada usaha tertentu dengan menanggung resiko. Yang bersangkutan mengoperasionalkan usaha tersebut. Bila untung, sama-sama dibagi. Bila kurang beruntung, sama pun.
Agar kami memperoleh nilai tambah yang lebih bagus tentu tak bisa andalkan sol sepatu. Kami perlu mencari peluang usaha yang menjanjikan. Masalahnya saya tak miliki pengalaman dan tetangga saya juga. Di situlah kemudian saya hadirkan satu pihak lagi. Saya sebut sebagai builder-owner.
Builder adalah seorang usahawan yang sudah berpengalaman memiliki dan mengelola usaha tertentu. Dengan bantuan builder, kami berdua bisa memiliki usaha yang lebih menguntungkan. Builder berperan dalam membangun usaha kami. Lebih tepatnya kami bertiga. Sebab builder juga menjadi owner.
Sekarang ada tiga pihak. Investor yang memiliki modal. Builder memiliki pengalaman. Worker memiliki tenaga. Ketiganya berkolaborasi untuk membangun usaha baru. Masing-masing memperoleh bagi hasil dari usaha tersebut sesuai dengan kesepakatan. Dan ketiga pihak secara bersama-sama (co-ownership) memiliki usaha tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.