Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Langkah Pemerintah Benahi Harga Tiket Pesawat yang Mahal

Kompas.com - 29/03/2019, 07:50 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik mahalnya harga tiket pesawat belum juga usai. Permasalahan ini sudah muncul sejak awal 2019 lalu.

Di satu sisi, maskapai mengaku telah menurunkan harga tiketnya. Namun, faktanya masyarakat menilai harga tiket pesawat masih terbilang mahal.

Bahkan, permasalahan ini sempat dikomentari oleh Presiden Joko Widodo. Saat itu Jokowi sempat dicurhati oleh Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani soal mahalnya harga tiket pesawat yang menyebabkam sepinya kamar-kamar hotel di Indonesia.

Baca juga: Ingin Tahu Kapan Saja Harga Tiket Pesawat Murah?

Menurut dia, kenaikan harga tiket pesawat hingga 40 persen menyebabkan berkurangnya minat masyarakat untuk berlibur di dalam negeri. Akibatnya, menurut dia, masyarakat lebih memilih berlibur ke luar negeri sebab harga tiketnya lebih murah.

Ia menambahkan, kenaikan harga tiket pesawat dipicu oleh kartel bisnis penerbangan yang terjadi di Indonesia yang menurut dia saat ini dikuasai oleh dua grup besar, yakni Garuda Indonesia dan Lion Air.

Ia pun mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat juga dipicu oleh tingginya harga avtur yang dijual Pertamina. Menurut dia, harga avtur yang dijual Pertamina lebih tinggi daripada harga pasaran internasional.

Baca juga: Luhut Bantah Tekan Maskapai untuk Turunkan Harga Tiket Pesawat

Karena itu, ia mengusulkan kepada Jokowi agar menghentikan monopoli penjualan avtur yang dilakukan Pertamina serta menghilangkan kartel dalam bisnis penerbangan di Indonesia.

Ia meyakini hal itu akan membuat harga tiket domestik lebih kompetitif sehingga tingkat okupansi kamar hotel di seluruh daerah bisa meningkat kembali.

Curhatan Hariyadi itu pun langsung direspon oleh Jokowi. Orang nomor satu di Indonesia itu mengaku akn segera memanggil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal karena Ada Kartel?

“"Berkaitan dengan harga tiket pesawat, saya terus terang juga kaget. Dan malam hari ini saya juga baru tahu dari Pak Chairul Tanjung. Mengenai avtur, ternyata avtur yang dijual di Soekarno-Hatta itu domonopoli oleh Pertamina," ujar Jokowi saat menghadiri perayaan HUT Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/2/2019).

"Sehingga besok pagi saya akan undang Dirut Pertamina," lanjut Jokowi.

Ia menyadari monopoli avtur oleh Pertamina mengakibatkan tingginya bahan bakar pesawat itu. Karena itu, ia berencana memberi dua pilihan kepada Pertamina, yakni menurunkan harga atau mengizinkan perusahaan minyak lain untuk menjual avtur.

Baca juga: Hari Ini, Pertamina Turunkan Harga Avtur

Ia meyakini dua pilihan itu akan membuat harga tiket pesawat menjadi lebih kompetitif sehingga tercipta efisiensi.

Tak hanya itu, Jokowi pun langsung menggelar rapat terbatas dengan menteri-menteri terkait untuk menyelsaikan masalah tersebut.

Dia telah menginstruksikan menteri terkait untuk mengevaluasi harga avtur. Ia berharap ada hal-hal yang bisa diefesiensikan agar harga avtur tak terlalu memberatkan perusahaan penerbangan.

"Tadi, saya sudah perintahkan menteri untuk dihitung ya. Mana yang belum efisien, mana yang bisa diefesiensikan. Nanti akan segera diambil keputusan," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: INACA: Harga Avtur Tak Berpengaruh Langsung Terhadap Tiket Pesawat

Hadir dalam rapat tersebut, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono.

Meski presiden telah turun tangan, rupanya harga tiket pesawat belum juga turun. Akhirnya pemerintah pada Senin (25/3/2019) kembali menggelar rapat dengan pihak-pihak terkait.

Dalam notulen rapat tersebut yang beredar, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyayangkan harga tiket pesawat yang tidak kunjung turun. Padahal, pemerintah sudah sering menghimbau kepada operator airlines. Akibatnya muncul kegaduhan ditingkat masyarakat.

Baca juga: Maskapai Diultimatum untuk Turunkan Harga Tiket Per Awal April

Oleh karena itu, Luhut meminta Garuda Indonesia sebagai leading maskapai nasional agar segera menurunkan harga tiket. Selain itu, pihaknya akan menghubungi AKR agar dapat segera mendapat izin untuk menjadi kompetitor Pertamina dalam menyediakan avtur pesawat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com