Salah satu contohnya adalah kontrak pengadaan bahan bakar minyak (BBM) dengan PT Pertamina (Persero) melalui skema satu harga untuk seluruh anggota holding.
“Dari sinergi pengadaan BBM saja setiap anggota holding bisa berhemat puluhan miliar,” tutur Rendi.
Sinergi lain yang saat ini sedang dijajaki termasuk upaya untuk meningkatkan daya tawar untuk mendapatkan bunga deposito perbankan yang kompetitf. Saat ini Inalum memiliki kas dan setara kas konsolidasi sebesar Rp22 triliun.
Terkait dengan prospek jangka panjang PTBA, Inalum memastikan transformasi bisnis perseroan ke sektor hilirisasi akan berjalan sesuai dengan rencana. Dengan demikian pertumbuhan pendapatan dan laba tidak lagi bergantung pada penjualan batubara.
Perlu diketahui, pada tahun ini PTBA sudah memulai tahapan konstruksi PLTU Mulut Tambang Sumatera Selatan ke-8. PLTU dengan kapasitas 2 x 620 megawatt (MW) yang rencananya akan mulai beroperasi di tahun 2022 merupakan PLTU mulut tambang terbesar di Indonesia.
Tak hanya itu, PTBA bersama Pertamina juga akan memulai pengembangan fasilitas gasifikasi batubara yang dapat menghasilkan synthetical gas (syngas) hingga Dimethyl Ether (DME) yang bisa mensubstitusi Liquified Petroleum Gas (LPG) rumah tangga.
Fasilitas gasifikasi tersebut diharapkan dapat berproduksi pada 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.