Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan mengungkapkan bahwa untuk perdagangan luar negeri, status Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia merupakan keuntungan.
Indonesia bisa melobi sesama negara mayoritas Muslim untuk membeli produk-produknya. Dengan demikian, Indonesia tetap bisa bersaing dengan negara besar lain seperti China.
"Misalnya, dalam bersaing dengan China, kami memiliki pendekatan identitas bersama sebagai negara-negara Muslims yang punya pedoman yang sama," ujar Oke.
"Kami memiliki persyaratan halal di sini dan mereka juga memiliki hal-hal seperti itu," kata dia.
Menurut Nikkei, saat ini ada 1,8 miliar Muslim di seluruh dunia atau 24 persen dari populasi global. Adapun, menurut data State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019 oleh Thomson Reuters dan DinarStandard, kekuatan ekonomi Muslim diprediksi tumbuh hingga 3.007 miliar dollar AS pada 2023 atau naik 42,7 persen dibanding 2017.
Angka itu tentunya menjadi potensi yang menjanjikan, yang dapat dimanfaatkan Indonesia.
Dilansir dari Nikkei, eksport Indonesia ke Pakistan misalnya, meningkat drastis. Setelah perjanjian ditandatangani, eksport menjadi 2 miliar dollar AS, dibanding 200 juta dollar AS sebelum perjanjian.
Selain itu, perusahaan pembuat kereta api, PT Inka telah mengapalkan 400 gerbong kereta ke Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir.
Kerja sama ini menjadikan reputasi Inka meningkat, sehingga dilirik Sri Lanka dan Filipina. PT Inka bahkan berencana masuk ke pasar Afrika seperti Botswana, Kamerun, dan Senegal.
Namun, bagaimana dengan data ekspor dan impor Indonesia? Tampaknya, potensi itu belum dimanfaatkan optimal sepanjang 2018.
Dilansir dari Nikkei, pada Januari hingga November 2018 Indonesia mencatat kenaikan ekspor 7,7 persen atau setara 165,8 miliar dollar AS. Angka ini tak memenuhi target Kemendag yang sebesar 11 persen.
Sedangkan, impor naik 22 persen menjadi 173,3 miliar dollar AS. Kenaikan ini terutama untuk pembelian barang modal (capital goods) dan bahan mentah.
Dengan demikian, terdapat defisit 7,5 miliar dollar AS dari hasil impor yang lebih besar dari ekspor Indonesia. Bandingkan dengan surplus 12 miliar dollar AS saat ekspor lebih besar dari impor dalam periode yang sama pada 2017.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.