Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkan Rp 1,2 Triliun, Pertamina Bangun 4 Terminal Elpiji di Indonesia TImur

Kompas.com - 02/04/2019, 05:41 WIB
Erlangga Djumena

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) mulai melakukan pembangunan empat Terminal elpiji untuk wilayah Timur Indonesia yakni Kupang (NTT), Bima (NTB), Ambon (Maluku), dan Jayapura (Papua). Hal ini ditandai dengan groundbreaking pembangunan Terminal Elpiji Tenau Kupang, Senin (1/4/2019).

Pembangunan terminal ini sendiri merupakan upaya untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, sekaligus mendukung program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke elpiji.

Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina, Gandhi Sriwidodo, mengatakan, pihaknya mengalokasikan anggaran lebih dari Rp 1,2 triliun untuk pembangunan empat terminal elpiji tersebut.

“Infrastruktur hilir tersebut, nantinya akan memperkuat distribusi elpiji di wilayah Timur Indonesia, sekaligus mendukung program pemerintah, agar masyarakat mulai beralih dari minyak tanah ke elpiji,” sebut dia dalam siaran pers Pertamina yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Pertamina Jamin Stok BBM dan Elpiji Aman Saat Pilpres 2019

Adapun fasilitas utama yang akan dibangun di masing-masing lokasi Terminal elpiji baru ini antara lain tangki spherical sebagai fasilitas penyimpanan utama, fasilitas pengisian LPG ke mobil tangki, dan dermaga untuk penerimaan LPG dari kapal tanker. Menurut Gandhi, nantinya jalur distribusi LPG akan mengandalkan aspek laut sehingga lebih efisien dalam pengangkutannya.

Pembangunan Terminal elpiji ini merupakan tindak lanjut dari Penugasan Pemerintah melalui Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor: 2157 K/10/MEM/2017 Tentang Penugasan Kepada PT Pertamina (Persero) dalam Pembangunan Dan Pengoperasian Tangki Penyimpanan Bahan Bakar Minyak Dan Liquefied Petroleum Gas.

“Proyek pembangunan terminal LPG ini sepenuhnya menggunakan anggaran biaya investasi dari internal Pertamina yang telah dianggarkan sebelumnya,” ucapnya.

Adapun jumlah kapasitas tangki elpiji di empat lokasi itu akan berbeda-beda. Terminal elpiji Kupang akan dibangun dengan kapasitas 2 x 500 MT, Terminal Elpipji Bima 1 x 1.000 MT, Terminal Elpiji Ambon 2 x 1.000 MT, dan Terminal Elpiji Jayapura berkapasitas 2 X 1.000 MT.

“Terminal elpiji ini akan dibangun dalam area Terminal BBM eksisting. Kita juga akan mengevaluasi kebutuhan di masa yang akan datang, jika memang dirasa perlu untuk melakukan penambahan, kita akan lakukan sesuai dengan laju konsumsi LPG masyarakat dan pertumbuhan penduduk di sana,” tambahnya.
jelas Gandhi.

Dia menyebut, pembangunan terminal elpiji ini juga akan memberikan dampak positif, antara lain penyediaan lapangan kerja baru, baik pada saat tahap konstruksi yang dijadwalkan selama 18 bulan dan setelah beroperasi kelak. Selain itu juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk pembangunan, serta memunculkan dampak ikutan berupa usaha-usaha jasa penunjang seperti katering atau kuliner, laundry, dan lain-lain.

Nantinya, bila Terminal elpiji itu beroperasi diharapkan harga jual elpiji khususnya Non PSO bisa turun di masyarakat.

Saat ini harga jual elpiji di wilayah Nusa Tenggara Timur (Timor, Flores dan Sumba) untuk elpiji 12 Kg dan Bright Gas 12 kg berada di kisaran Rp 195.000-Rp 225.000 per tabung sementara Bright Gas 5,5 Kg sekitar Rp 110.000-Rp 135.000 per tabung. 

Tingginya harga elpiji non PSO itu karena para agen di Wilayah NTT melakukan pengisian di Surabaya.

“Namun setelah Terminal Elpiji Kupang beroperasi dan adanya rencana pembangunan SPPBE maka rantai supply menjadi lebih pendek, dan harga menjadi lebih kompetitif. Harga jual diperkirakan akan sama dengan wilayah NTB,” ujarnya.

Gandhi berharap harga bisa turun menjadi sekitar Rp 155.000- Rp 170.000 per tabung untuk elpiji 12 Kg dan Bright Gas 12 kg, serta Rp 72.000-Rp 85.000 per tabung untuk Bright Gas 5,5 Kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com