Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Tanda bahwa Anda Sudah Harus Keluar dari Sebuah Perusahaan

Kompas.com - 04/04/2019, 06:05 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Forbes

JAKARTA, KOMPAS.com - Memutuskan untuk berhenti dari suatu pekerjaan merupakan salah satu keputusan penting dalam hidup Anda.

Founder Happiness Infinity LLC, Amy Nguyen mengatakan, sepanjang kariernya di bidang sumber daya manusia dan sebagai pelatih kebahagiaan karier, banyak wanita datang kepadanya untuk berkonsultasi tentang keputusan keluar dari pekerjaan.

Berikut adalah empat tanda peringatan terbesar bahwa mungkin sudah saatnya untuk berhenti dari pekerjaan Anda:

1. Tidak Menyukai Pekerjaan Anda Lagi

Ada banyak alasan mengapa Anda mulai tidak menyukai sebuah pekerjaan lagi. Mengerjakan hal yang sama berulang kali dapat membuat siapa pun bosan. Tak memiliki tantangan yang sesuai dengan keahlian Anda dapat membuat Anda takut akan pekerjaan.

Tidak menemukan peluang tambahan, seperti proyek sampingan atau tak dapat program pelatihan, dapat membuat merasa tak terpenuhi. Lebih buruk lagi, melihat peran Anda terpinggirkan dapat membuat perasaan tertekan.

Anda mungkin bangun setiap pagi dan merasa bahwa pergi ke kantor sangat menyesakkan. Menghabiskan setiap menit di tempat kerja mungkin terasa seperti membunuh hidup Anda yang berharga.

Anda mungkin menyadari situasi yang mengerikan ini tetapi belum siap untuk menyerah. Anda mungkin secara proaktif mencoba menemukan cara untuk mencintai pekerjaan Anda lagi.

Anda mungkin berbicara dengan manajer Anda beberapa kali, tetapi kemudian tidak ada perubahan selama beberapa bulan ke depan. Anda masih belum merasa tertantang. Anda masih belum menemukan kesenangan dalam tugas sehari-hari.

Memang benar bahwa Anda memiliki karier, tetapi jika perusahaan tempat Anda bekerja tidak menunjukkan minat untuk mendukung pengembangan Anda, maka Anda mungkin lebih baik mencari pekerjaan lain.

2. Tidak Dapat Menoleransi Atasan Anda Lagi

Sulit menjadi manajer yang baik. Jadi, jika Anda bekerja untuk seseorang yang menunjukkan bahwa mereka peduli pada orang lain dalam beberapa hal, maka Anda termasuk orang yang beruntung.

Namun, jika bos Anda adalah seorang yang tidak pernah mendengarkan masukan dari orang lain dan terus memberi tugas kepada Anda, tidak melindungi dari tuntutan yang tidak masuk akal dan tidak tertarik pada kesejahteraan Anda atau dengan jelas mendiskriminasikan Anda karena jenis kelamin, warna, status keluarga atau apa pun di antaranya, maka Anda mungkin perlu mengambil tindakan.

Sebelum membuat keputusan untuk berhenti, pertimbangkan untuk membicarakannya masalah ini dengan atasan Anda. Jika setelah itu kehidupan pekerjaan Anda masih menderita, maka mungkin sudah saatnya untuk pergi. Mungkin tidak ada gunanya menginvestasikan waktu berharga di organisasi seperti itu.

3. Tidak Bisa Menahan Orang-Orang yang Bekerja Dengan Anda Lagi

Mungkin itu bukan bos Anda, tetapi rekan kerja Anda yang mendorong Anda ke posisi tak nyaman. Beberapa mungkin tidak kooperatif, tertutup, dan melihat Anda sebagai pesaing. Bahkan mungkin ada yang melangkah lebih jauh dan tanpa malu-malu mengklaim hasil kerja Anda sebagai milik mereka. Dan sayangnya, mungkin sebagian besar dari mereka yang bekerja secara langsung dengan Anda berada di salah satu dari dua kamp ini.

Anda mungkin telah mencoba menjadi profesional dan memberikan umpan balik konstruktif secara asertif. Namun, umpan balik Anda diabaikan. Manajer Anda dan manajemen yang lebih tinggi tampaknya tidak ingin memperbaiki masalahnya. Bisa jadi mereka tidak menghargai Anda.

Dari beberapa pengalaman, beberapa organisasi yang tidak dewasa menempuh rute itu untuk mendorong karyawannya resign. Ketika merasa Anda bekerja seorang diri dan hati Anda memberi tahu bahwa lingkungan pekerjaan itu bukanlah tempat untuk Anda, mungkin sudah saatnya untuk mencari pekerjaan lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com