Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Wujudkan Ketahanan Pangan Asia Tenggara, Kementan Dukung FAO

Kompas.com - 04/04/2019, 13:57 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) siap mendukung upaya Food and Agricultural Organization (FAO) atau Badan Pangan Dunia dalam mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, serta kesejahteraan masyarakat Asia Tenggara.

Hal itu dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat memberikan sambutan dalam “Regional Conference on Strengthening Southeast Asia’s Food Security, Nutrition, and Farmers Welfare through the UN Decade of Family Farming” di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta, Kamis (4/4/2019) pagi, seperti dalam keterangan tertulisnya.

“Tujuan yang sama dalam mewujudkan ketahanan pangan telah mengikat kita semua untuk bersama menggapai masa depan yang lebih baik. Mari kita manfaatkan hal tersebut semaksimal mungkin,” ujar Mentan Andi Amran. 

Tak hanya itu, Amran juga mengharapkan konferensi tersebut dapat berkontribusi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, serta kesejahteraan petani.

Hal ini penting, keluarga petani memiliki peranan penting dalam menciptakan pangan yang aman dan berkelanjutan untuk masyarakat.

Sebab, kata dia, masa depan ketahanan pangan bukan terletak pada perusahaan-perusahaan besar, tapi justru berada di tangan jutaan keluarga petani.

"Karena itu penting untuk mengubah paradigma kita. Sudah saatnya petani menjadi fokus utama dari kebijakan dan program di sektor pertanian,” tegasnya.

Perlu diketahui, populasi keluarga petani mencapai hampir dari setengah populasi penduduk Indonesia. Mayoritas keluarga petani sendiri hanya memiliki lahan kurang dari 1 hektar (ha).

Lebih lanjut, Mentan mengatakan, meskipun diberkahi dengan iklim dan kekayaan sumber daya alam, tapi pemerintah Indonesia dihadapkan dengan banyak tantangan di sektor pertanian. Salah satu yang terberat, yakni memberdayakan keluarga petani.

“Maka dari itu, sejak tahun 2014, kami melakukan sejumlah terobosan, antara lain memfokuskan kebijakan pada upaya pemberdayaan petani," ucap Amran. 

Terobosan tersebut, lanjut dia, meliputi mengubah sejumlah peraturan yang dikeluarkan Kementan, mengganti sistem pertanian tradisional ke pertanian modern, dan perubahan sistem pengadaan kovensional menjadi elektronik

Lalu peningkatan sinergitas dan kolaborasi lintas sektor, modernisasi dan adopsi teknologi, realokasi bantuan untuk kelompok menengah bawah, reformasi agraria, serta manajemen pasar untuk memastikan stabilitas stok dan harga pangan.

Terobosan penting yang dilakukan Kementan adalah refokusing anggaran. Alokasi anggaran untuk sarana dan prasana pertanian ditambah secara signifikan.

Amran mengungkapkan pada 2014, alokasi anggaran sarana dan prasarana pertanian hanya 35 persen. Tapi porsinya meningkat tajam pada  2018 menjadi 85 persen.

“Kami percaya bukan nilai anggarannya yang berpengaruh terhadap pembangunan sektor pertanian. Hal yang paling penting justru terletak pada bagaimana kita mengelola anggaran tersebut,” ungkap Amran.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com