Penambahan pos anggaran sarana dan prasarana pertanian pun telah berdampak pada meningkatnya bantuan yang diberikan pemerintah kepada petani.
Tercatat, bantuan alat dan mesin pertanian meningkat 1.281 persen per tahun. Selain itu, pemerintah telah pula memfasilitasi perbaikan jaringan irigasi serta meningkatkan bantuan pupuk dan benih.
“Program yang telah dijalankan pemerintah turut berkontribusi terhadap indeks pertanaman. Petani yang biasanya hanya sekali tanam, sekarang sudah menanam dua kali dalam setahun. Kami saat ini sedang mengejar pola tanam tiga kali setahun,” jelas Amran.
Sementara itu, Asisten Direktur Jenderal FAO Kundhavi Kadiresan mengapresiasi berbagai program dan capaian pembangunan pertanian era pemerintahan Jokowi-JK dalam mewujudkan ketahanan pangan dan ketahanan gizi tersebut. Hal ini sejalan dengan upaya mengatasi kerawanan pangan dan kekurangan gizi.
Di Asia Tenggara, sambung Kundhavi, sebagian besar lahan pertanian dimiliki petani kecil yang memiliki lahan kurang dari lima hektar (ha). Di Indonesia, bahkan lebih kecil lagi, sebagian besar petani mengolah lahan kurang dari 1 ha.
"Mari kita perjelas, saat kita berbicara tentang bertani di Asia Tenggara, kita membicarakan pertanian keluarga. Memberdayakan pertanian keluarga dan keluarga petani akan membantu mengatasi akar penyebab kerawanan pangan dan kekurangan gizi," kata Kundhavi.
Masih di tempat yang sama, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo pun menyampaikan apresiasi kinerja Kementan yang sangat baik di pedesaan dalam 4 tahun terakhir.
Karena sebagian besar masyarakat desa adalah petani, lanjut Mendes PDTT, maka kerja sama yang baik dengan Kementan dan institusi lainnya yang memiliki program di pedesaan sangat penting.
"Hal yang harus menjadi fokus ke depan dalam pembangunan pertanian di desa adalah manajemen lahan yang sempit, peningkatan produktivitas, peningkatan skiil SDM dan profesionalitas melalui bisnis model yang tepat," tutur Eko.
Sebelum memberikan sambutan, Amran berkesempatan melakukan pertemuan dengan Asisten Direktur Jenderal FAO Kundhavi Kadiresan.
Dalam pertemuan tersebut, Amran menghargai perwakilan FAO di Indonesia Stephen Anthony Rudgard yang telah mengusulkan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu kandidat peraih penghargaan “Jacques Diouf Award 2019”.
Perlu diketahui, selama kepemimpinan Joko Widodo, sektor pertanian Indonesia tercatat menoreh berbagai prestasi.
Sejumlah capaian yang diraih selama pemerintahan Joko Widodo. Diantaranya adalah peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 34,3 persen, peningkatan ekspor pertanian 29,7 persen,
Kemudian peningkatan investasi asing di sektor pertanian 110 persen, penurunan tingkat inflasi pangan 8 persen, penurunan tingkat penderita stunting untuk anak berusia 2 tahun sebesar 9,1 persen, dan tingkat kemiskinan hanya berada pada angka satu digit, yaitu 9,66 persen.
Sebagai informasi, Stephen telah menyampaikan usulan tersebut ke kantor pusat FAO di Roma, Italia. Pemenang penghargaan Jacques Diouf Award 2019 akan diumumkan pada Juni mendatang.
Adapun, kriteria utama penerima penghargaan tersebut adalah individu atau lembaga nasional atau internasional yang telah berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan ketahanan pangan global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.