Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Go-Jek Decacorn Pertama Indonesia | Youtuber Berpenghasilan Terbesar di Dunia

Kompas.com - 06/04/2019, 06:08 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Akhirnya, Go-Jek Raih Status "Decacorn"

Gojek akhirnya menjadi platform digital asal Indonesia pertama yang masuk kasta decacorn
Menurut laporan lembaga riset CB Insights dalam The Global Unicorn Club, valuasi Go-Jek sudah tembus 10 miliar dollar AS (Rp 141 triliun) dan menduduki peringkat ke-19 secara global.

Untuk perusahaan sejenis, valuasi Go-Jek kalah dari seterunya yaitu Grab yang sudah mencapai 11 miliar dollar AS. Valuasi terbesar untuk perusahaan transportasi online dipegang Uber dengan valuasi yang sudah mencapai 72 miliar dollar AS.

Keberhasilan Go-Jek tersebut sejatinya tidak terlepas dari masifnya injeksi modal yang masuk ke perusahaan besutan Nadiem Makarim tersebut, baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

Nah siapa saja yang jadi investor Go-Jek? Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Menyandang Gelar Decacorn, Ini Tanggapan Gojek

YouTube.Shutterstock YouTube.
2. Ini 10 YouTubers dengan Penghasilan Tertinggi di Dunia

Penghasilan sebagai YoutuBer kini tak bisa dianggap remeh. Berkat salah satu platform media sosial itu, seseorang bisa mendapatkan puluhan juta dollar AS dalam tiap tahunnya.

Saat ini banyak YouTuber terkenal yang mampu menjadikan image pribadi mereka menjadi bisnis bernilai jutaan dollar AS.

Kini para YouTuber telah menemukan sumber pendapatan baru di luar pendapatan iklan di video mereka. Forbes baru-baru ini merilis daftar YouTubers dengan bayaran tertinggi. mereka antara lain

Siapa saja mereka? Baca di sini

Baca juga: Kisah Ryan, Bocah 7 Tahun Berpenghasilan Rp 314 Miliar Berkat Youtube

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/3/2019). Menkeu melaporkan realisasi APBN 2019 hingga Februari 2019 tercatat Rp54,61 triliun atau 0,34 persen terhadap PDB. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nzWAHYU PUTRO A Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/3/2019). Menkeu melaporkan realisasi APBN 2019 hingga Februari 2019 tercatat Rp54,61 triliun atau 0,34 persen terhadap PDB. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz

3. Sri Mulyani Indrawati di Mata Kami

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati (Menkeu SMI) kembali dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik di Asia Pasifik tahun 2019 versi majalah keuangan FinanceAsia.

Hal ini bukanlah penghargaan yang biasa, tapi pencapaian yang luar biasa karena merupakan penghargaan tiga tahun berturut-turut sejak 2017. Prestasi yang diangkat oleh FinanceAsia adalah berkat keberhasilannya membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Salah satunya melalui defisit anggaran yang terendah dalam enam tahun terakhir pada APBN 2018.

Melihat kinerja Menkeu SMI selama ini, memang sudah sepantasnya beliau mendapatkan penghargaan tersebut. Bahkan, awal tahun 2018 lalu SMI mendapat penghargaan sebagai Menteri Terbaik sedunia.

Nah bagaimana pandangan dari anak buah Sri Mulyani terhadap bosnya ini? Simak selengkapnya di sini

Baca juga: Ini Alasan Sri Mulyani Kembali Dinobatkan Menkeu Terbaik Asia Pasifik

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (tengah), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kiri), dan Gubernur Bali I Wayan Koster (kanan), menjadi pembicara dalam diskusi FMB9 yang bertema Capaian Indonesia dalam IMF-WB Annual Meeting di sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018, Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10). ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Veri Sanovri/hp/2018Veri Sanovri Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (tengah), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kiri), dan Gubernur Bali I Wayan Koster (kanan), menjadi pembicara dalam diskusi FMB9 yang bertema Capaian Indonesia dalam IMF-WB Annual Meeting di sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018, Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10). ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Veri Sanovri/hp/2018

4. Luhut: Diskriminasi Sawit, RI Pertimbangkan Keluar dari Kesepakatan Paris

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, Indonesia akan melawan segala bentuk diskriminasi kelapa sawit oleh Uni Eropa. Berbagai jalan akan ditempuh Indonesia.

Salah satunya yakni mempertimbangkan untuk keluar dari Kesepakatan Paris atau Paris Agreement.

Kesepakatan Paris merupakan kesepakatan internasional yang mengikat sebagai komitmen bersama dunia untuk melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca yang diberlakukan pasca 2020.

Apa itu Paris Agreement? Mengapa Luhut ngotot? Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Menteri Jonan: Minyak Sawit akan Segera Dibuat Menjadi Green Avtur

IlustrasiTHINKSTOCK Ilustrasi

5. Kerugian akibat Investasi Bodong Mencapai Rp 88,8 Triliun dalam 10 Tahun

Kerugian yang ditimbulkan karena investasi bodong diperkirakan mencapai Rp 88,8 triliun sepanjang tahun 2008 hingga 2018.

Kepala Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi Tongam L Tobing mengatakan, suburnya kasus investasi bodong disebabkan karena masyarakat yang memang mudah tergiur bunga tinggi. Tak jarang pula, korban dari invesasti bodong adalah mereka yang memiliki pendidikan tinggi.

Tak hanya itu, masyarakat juga belum memahami produk-produk keuangan dan investasi. Sehingga, mereka mudah tertipu berbagai tawaran investasi dengan janji return yang tinggi.

Apa saja kasus investasi bodong yang jumlahnya hingga triliunan itu? Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Waspadai Investasi Bodong Via Online

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com