Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbiaya Murah, Film Horor Paling Banyak Diproduksi di Indonesia

Kompas.com - 07/04/2019, 14:03 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri perfilman Indonesia terus berkembang. Banyak pilihan genre atau jenis film yang diproduksi, salah satunya untuk remaja.

Pengamat film Indonesia, Yan Wijaya mengatakan, sejauh ini tren industri film Tanah Air menunjukkan hal positif. Peningkatannya pun terlihat secara signifikan.

"Pada 2019 ini, sangat menggembirakan dan mencapai puncaknya selama 100 tahun kalau kita lihat sejak ada film Indonesia sampai hari ini," ungkap Yan ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (7/4/2019).

Baca juga: Tak Sekedar Tontonan, Film Salah Satu Penggerak Perekonomian

Menurut Yan, hingga kini film yang paling diminati adalah film remaja sehingga paling banyak diproduksi. Film-film ini antara lain bergenre horor.

"Jumlah film horor mencapai 50 judul lebih (secara total keseluruhan) berarti 30 persen lebih. Setiap minggu kita menyaksikan sebuah film horor Indonesia, bahkan bisa sampai dua judul," ujarnya.

Dia mengatakan, film horor bisa dibilang berlebihan diproduksi di dalam negeri. Selama di Indonesia hanya tiga genre yang cukup disukai serta diminati yakni horor, drama, dan komedi. Sedangkan film laga jarand diproduksi.

"Sementara film action jarang, mungkin dalam setahun hanya dua judul film dalam setahun," ungkapnya.

Baca juga: Menurut Pengamat, Ini Sejumlah Dampak Industri Film ke Perekonomian

Ia menjelaskan, selain film horor disukai, alasan film ini juga terus diproduksi karena biaya yang dibutuhkan tidak terbilang besar. Kemudian pembuatan film horor sebagain besar adalah standard dan biasanya membutuhkan biaya murah.

"Kecuali beberapa film horor bagus sekali, itu biasanya hampir dua kali lipat yang biasa. Tapi rata-rata film horor standar Rp 2,5 miliar. Kalau saat ini angka itu tidak besar," jelasnya.

Alasan lain film ini tetap digarap lantaran murah, gampang dibuat dan banyak rumah produksi yang ikut-ikutan alias latah.

"Jadi kalau mereka melihat film Pengabdi Setan sukses, langsung full bisa produksi yang lain. Berlomba-lomba bikin film (bergenre horor). Setalah Pengabdi Setan ada film Suzanna yang juga sukses. Lalu yang lain juga membuat film tapi dengan value yang kurang dibanding dua film itu," imbuhnya.

Baca juga: Bekraf Akui Industri Film Masih Kesulitan Jaring Investor

"Mereka latah. Itu semangat kita dari dulu, semangat film Indonesia, selama saya geluti puluhan tahun," sambungnya.

Disebutkannya, dalam pembuatan dan penggarapan sebuah film dibutuhkan dana yang berbeda dsn tergantu kualitas film yang dimaksud. Rentang biayanya bisa dari ratusan juta hingga puluhan miliar.

"Ada yang dibuat dengan (biaya) Rp 10 miliar, ada Rp 2 miliar, ada Rp 1 miliar, dan bahkan di bawah Rp 1 miliar pun ada," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com