Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Rini: HUT BUMN Bukan Kampanye Terselubung

Kompas.com - 09/04/2019, 15:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno angkat bicara terkait isu miring perayaan ulang tahun Kementerian BUMN.

Perayaan yang diselenggarakan tanggal 19 April mendatang itu sempat disebut sebagai bentuk kampanye politik salah satu pasangan calon dalam Pilpres 2019. Namun, Rini dengan tegas menampiknya.

"Nah, itu saya enggak mengerti, kenapa? Enggak ada. Maaf ya, sorry ini enggak kampanye terselubung," kata Rini di Karawang, Selasa (9/4/2019).

Baca juga: BUMN: Tuduhan Pengerahan Pegawai BUMN untuk Kampanye Paslon Tertentu Mengada-ada

Rini mengatakan, pencapaian BUMN sekarang tidak terlepas karena kepemimpinan Presiden Jokowi dalam masa pemerintahannya. Jadi, bila ia minta didoakan untuk maju, tidak bisa dibilang kampanye politik.

"Pencapaian BUMN sekarang tidak terlepas karena kepemimpinan Presiden Jokowi, ya kan? Kita didorong profesional dan transparan. Dia bilang BUMN harus kuat, harus lincah. Kalau saya minta doain buat bos saya, buat saya supaya negara kita maju terus masa' dibilang kampanye?" kata Rini menegaskan.

Menurutnya, acara HUT BUMN sudah direncanakan jauh sebelum adanya kampanye di Gelora Bung Karno.

Baca juga: BUMN: Kalau 3 Juta Pegawai dan Keluarga Kumpul, Mungkin Bikin Panik...

"Sebelumnya sudah kita jadwal karena memang 13 itu hari kita. Hut kita pas tanggal 13, di daerah-daerah lain kita bikin tanggal lain tapi persisnya di kantor kita, kita buat di depan monas," ucap Rini.

"Kenapa pilih di Monas? Di sebelah Monas ada gedung Danareksa, kita mau groundbreaking jadi tinggi. Dan seluruh karyawan BUMN kalau mau ikut acara itu harus mendaftarkan diri melalui LinkAja, karena kita pada saat yg sama ada Festival LinkAja. Ternyata di GBK ada kampanye," lanjut Rini

Rini menegaskan, acara HUT BUMN yang meriah tahun ini sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja BUMN. Tahun 2018, BUMN mendapat keuntungan Rp 200 triliun yang semula hanya ditargetkan Rp 180 triliun.

"Keuntungan kita tadinya target akhir 2018 itu Rp 180 triliun, akhir 2018 sekarang setelah ada audit BPK di atas Rp 200 triliun. Jadi tentunya enggak adil, kita sudah kerja keras jadi boleh senang-senang," tutup Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com