Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Pengekspor Kayu Nomor Satu Dunia, tetapi...

Kompas.com - 09/04/2019, 20:45 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal mengungkapkan, Indonesia perlu mengubah pola pembangunan industri manufaktur. Pasalnya, industri manufaktur dalam negeri masih tertinggal dari negara-negara lain.

Salah satunya adalah industri kayu. Indonesia memiliki bahan baku kayu yang besar dan tercatat sebagai salah satu negara pengekspor terbesar di dunia saat ini.

"Pekerjaan ke depan adalah bagaimana membangun industri manufaktur. Kita punya banyak modal terutama kayu, kita adalah eksportir kayu nomor satu (di dunia)," kata Faisal di Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).

Baca juga: Ekonomi Loyo Pengaruhi Gaji Pegawai Dua Raksasa Manufaktur Jepang

Faisal menjelaskan, meskipun jadi eksportir kayu terbesar di dunia namun tidak berbanding lurus dengan produk turunan yang bisa dipasarkan di pasar internasional, misalanya furnitur. Berdasarkan data terakhir, Indonesia berada di posisi 17 di dunia sebagai negara eksportir furnitur.

"Kita bukan eksportir furniture nomor satu. Kita bahkan turun rankingnya menjadi 17 dari sebelumnya 12," sebut dia.

Dikatakannya, selama ini sebagian besar kayu hasil alam Indonesia diekspor ke China. Pasokan kayu yang besar dan kemampuan mengolahnya, membuat China kini jadi negara pengekspor produk olahan kayu terbesar di dunia berupa furnitur.

Baca juga: Februari 2019, Aktivitas Manufaktur Indonesia Masih Stagnan

Indonesia dinilai belum memaksimalkan potensi kayu saat ini. Karena itu diperlukan langkah cerdas untuk memperbaiki dan membangun industri manufaktur dalam negeri lebih baik.

"China yang mengelola kayu menjadi furnitur. China bahkan menjadi negara nomor satu pengekspor furnitur di dunia. Melihat fakta ini, kita perlu membangun industri hilir dalam hal ini kayu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com