JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengkritik pertumbuhan ekonomi selama pemerintahan Joko Widodo.
Tim Ekonomi BPN, Anthony Budiawan menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di angka 5 persen. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di angka tersebut sulit untuk mengentaskan kemiskinan.
“Kalau kita lihat (pertumbuhan ekonomi) 5 persen itu tidak cukup cepat untuk memberantas kemiskinan," ujar Anthony di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Baca juga: Sandiaga Janjikan Pertumbuhan Ekonomi 6,5 Persen dalam Dua Tahun jika Menang Pilpres 2019
Anthony pun menyinggung janji Presiden Joko Widodo yang akan menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7 persen. Namun, nyatanya hal tersebut tak terjadi selama 4 tahun masa pemerintahan Jokowi.
“Pertumbuhan ekonomi 2018 5,17 persen seolah-olah tinggi, tetapi kalau dilihat dari demand size itu hanya 4,4 persen. Di mana selisih 0,77 persen itu? Masuk inventory," kata Anthony.
Menurut dia, paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Jokowi tak mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia berpandangan, ada yang salah dengan fundamental perekonomian Indonesia.
Baca juga: Siapa yang Merasakan Dampak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?
“Kalau fundamental kuat maka neraca transaksi berjalan kuat. Kalau neraca berjalan defisit berarti ada masalah pada fundamental ekonomi,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.