Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Melantai di Bursa AS, Uber Kemungkinan Tak Cetak Untung

Kompas.com - 12/04/2019, 11:34 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia jasa trasnportasi on demand asal Amerika Serikat, Uber menyertakan rincian mengenai kinerja bisnisnya yang tumbuh pesat sekaligus mengalami kerugian cukup besar.

Pengumuman ini dirilis Uber pada Kamis (11/4/2019) waktu setempat sebagai persiapan untuk melantai di bursa saham New York. Dalam pernyataan publik tersebut, Uber memberi peringatan bahwa perusahaan yang tekah berusia 10 tahun tersebut kemungkinan tidak akan pernah mencetak keuntungan.

Dikutip dari The Guardian, Jumat (12/4/2019), Uber akan menjadi unicorn (perusahaan dengan nilai lebih dari 1 miliar dollar AS), yang menguji minat pasar saham terhadap perusahaan teknologi yang kerap merugi. Penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Uber pun digadang-gadang akan menjadi yang terbesar tahun ini.

Baca juga: Uber akan IPO di Pertengahan 2019

Dalam proses pengarsipan kepada Securities and Exchange Commission (SEC), Uber melaporkan pendapatan tahun 2018 mereka yang mencapai 11,27 miliar dollar AS dengan total nilai kerugian mencapai 1,85 miliar dollar AS.

Uber pun menargetkan valuasi hingga 100 miliar dollar AS melalui IPO, lebih besar dibandingkan dengan penggabungan valuasi General Motors dan Ford.

Uber pun memberi pernyataan bahwa ongkos operasional perusahaa akan meningkat secara signifikan dalam waktu dekat.

"Dan kemungkinan kami tidak bisa mencetak laba," tulis keterangan tertulis Uber.

Baca juga: Uber Dikabarkan Akan Caplok Rivalnya Asal Dubai Senilai 3,1 Miliar Dollar AS

Laporan tersebut juga menyatakan beberapa peringatan mengenai potensi masalah yang kemungkinan terjadi ke depan.

Dalam upayanya untuk menjadi salah satu perusahaan transportasi di dunia, Uber telah melakukan berbagai terobosan yang bertabrakan dengan regulator hampir di seluruh dunia, terlibat dalam berbagai tuntutan hukum terkait serangan terhadap penumpang, membuat marah pengemudi mereka karena memotong upah hingga adanya perbedaan pendapat di internal perusahaan.

Adapun saat ini, pasar saham AS nampaknya sedang tak ramah dengan unicorn yang merugi. Lyft, pesaing Uber dengan valuasi lebih kecil, baru saja melantai di bursa dua pekan lalu dan tengah berjuang untuk mempertahankan nilai sahamnya.

Baca juga: Bersaing dengan Lyft untuk IPO, Uber Lengkapi Dokumen

Saat penawaran saham perdagan, harga per lembar saham Lyft setara dengan 72 dollar AS sementara saat ini diharga 60 dollar AS.

Penawaran saham Uber pun sulit untuk diprediksi. Dengan prospek usaha yang lebih kompleks, karena terus membakar uang untuk menumbuhkan pasar baru dan memperrluas pasar baru, investor menjadi sulit untuk memrediksi kinerja perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com