Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui E-Commerce, Perempuan Indonesia Berkontribusi terhadap Masyarakat

Kompas.com - 12/04/2019, 18:38 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil Survei yang dilakukan oleh MarkPlus terhadap 1.200 perempuan di Indonesia menunjukkan, setidaknya sebanyak 12,7 persen perempuan yang masuk dalam kategory generasi Y atau milenial (kelahiran 1981-1994) memulai bisnis di e-commerce dengan menjadi seller dilatar belakangi oleh keinginan untuk bisa memberdayakan masyarakat.

Sementara, jumlah populasi generasi X atau mereka yang lahir dalam kurun waktu 1961-1980 yang menjadikan keinginan memberdayakan masyarakat sebagai alasan untuk memulai bisnis e-commerce lebih besar, yaitu 18,7 persen.

Angka tersebut masih jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase mereka yang menjadikan e-commerce sebagai alasan memiliki penghasilan sendiri atau kebebasan berkarya, yang masing-masing baik untuk generasi X sebesar 93,8 persen dan 92,2 persen sementara generasi Y sebesar 65 persen dan 47,5 persen.

Baca juga: Ternyata, 3 Hal Ini yang Diperhatikan Gen Z saat Mencari Pekerjaan

Berdasarkan data tersebut aktivis hak-hak perempuan Tunggal Pawestri menilai, perempuan Indonesia sudah memiliki insting untuk bisa berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat.

"Perempuan sudah secara insting berkontribusi untuk melakukan pemberdayaan, bukan hanya memikirkan kepentingan penghasilan untuk diri sendiri," ujar dia di Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Menurut dia, ketika seorang perempuan bekerja, sudah secara naluriah perempuan tersebut memiliki keinginan untuk bisa melakukan pemberdayaan masyarakat. Hal itu menurutnya belum tentu terpikirkan leh laki-laki, yang memang terkonstruksi sosial harus menghidupi keluarganya.

Dia pun menyanggah munculnya stigma yang menyatakan bahwa perempuan kerap menjatuhkan perempuan lainnya dalam mengejar karir.

Kompetisi yang ada untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi di dunia kerja, seharusnya tidak ada sangkut pautannya dengan gender.

"Itu persoalan dunia kerja aja, urusannya kompetisi, ada yang satu ingin maju, yang lain ketinggalan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com