Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Parlemen Uni Eropa, RI Ancam Kaji Ulang Kerja Sama Ekonomi

Kompas.com - 12/04/2019, 22:47 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mengancam akan mengkaji ulang kerja sama ekonomi Uni Eropa. Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution saat menyambangi Parlemen Uni Eropa di Brussel, Belgia.

Sejak pekan lalu, Indonesia, Malaysia, dan Kolombia membentuk misi diplomasi untuk menentang diskriminasi kelapa sawit oleh Uni Eropa.

"Kita sudah sampaikan secara jelas akan mereview hubungan ekonomi kita dengan mereka (Uni Eropa)," ujar Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Darmin mengatakan tidak menyebutkan secara rinci apa konsekuensi dari pengkajian ulang kerja sama ekonomi dengan Uni Eropa.

Baca juga: Misi Gabungan Menentang Diskriminasi Sawit

Meski begitu ia memastikan hal itu sebagai bentuk perlawanan Indonesia terhadap diskriminasi kepala sawit andai Uni Eropa benar-benar mengadopsi Delegated Act.

Indonesia dan negara produsen kelapa sawit menentang Delegated Act karena melarang penggunaan CPO untuk biodisel dan memasukan kelapa sawit sebagai komoditas berisiko tinggi menyebabkan deforestasi.

Padahal berdasarkan studi International Union for Conservation of Nature (IUCN), kelapa sawit jauh lebih efisien, atau 9 kali lebih efisien dari sisi pengunaan lahan dari pada komoditas penghasil minyak nabati lainnya.

"Tidak perlu dijelaskan detail (rencana mengkaji ulang kerjasama ekonomi dengan Uni Eropa) sekarang. Tetapi ya gambarannya bahwa kita pasti akan mengambil langkah begitu Delegated Act itu diadopsi oleh Parlemen Eropa dua bulan dari sekarang," kata Darmin.

Di tempat yang sama, Staf Khusus Menteri Luar Negeri Peter F Gontha mengatakan, pihaknya langsung di telepon dan dikunjungi Duta Besar Uni Eropa pasca misi gabungan diplomasi kelapa sawit ke Eropa.

Baca juga: Jegal CPO, Uni Eropa Dinilai Kurang Update

Duta Besar Uni Eropa kata Peter, ingin mengkonfirmasi langsung informasi pasca misi diplomasi kelapa sawit tersebut.

"Dari sisi Indonesia sangat jelas menyatakan bahwa bagi kita, petani Indonesia lebih besar dari penduduk Belanda yang 17 juta," kata dia.

"Petani kita yang akan terkena dampak (diskriminasi kelapa sawit) itu 19 juta. Penduduk Belgia itu cuma 11 juta. Jadi permasalahan kita jauh lebih besar dari itu," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com