Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengusaha Konveksi, Bermodal Rp 6 Juta, Kini Beromzet Rp 800 Juta Per Bulan

Kompas.com - 13/04/2019, 12:41 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lya Nilandewi atau yang kerap disapa Lya, adalah seorang pengusaha konveksi baju-baju muslim yang diberi nama Lya Moslem Gallery.

Awalnya, Lya menekuni usaha kuliner. Namun dia merasa usaha kuliner tidak cocok dengannya karena memakan banyak tenaga dan mudah basi. Lya akhirnya berputar haluan menjual baju-baju hijab setelah diajak kakaknya.

Lya mulai menjual baju-baju hijabnya di tempat arisan. Kemudian usaha itu terus berkembang hingga memiliki toko dan konveksi sendiri. Sayangnya, toko itu bangkrut karena penumpukam stok dari konveksi sementara pembeli tidak sesuai harapan.

Belajar dari kebangkrutan

Dari kebangkrutan itu, Lya belajar banyak hal. Akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan usaha konvensionalnya dan beralih ke sistem online. Dia memberlakukan sistem pre-order sehingga tidak ada stock yang terbuang. Lya seorang pekerja keras. Biasanya dia mampu bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 10 malam.

Namun, saat itu Lya belum memiliki brand sendiri. Dia hanya maklum, brand-brand terkenal yang nantinya dikirim ke Asia dan Eropa. Omzetnya pun hanya Rp 60 juta per bulan.

"Produk yang saya buat nanti di re-branding di Malaysia. Kemudian di ekspor ke Asia dan Eropa termasuk Korea," kata Lya Nilandewi kepada Kompas.com, Kamis (11/4/2019).

Pada Mei 2017, Lya kemudian mengikuti ajang Citi Microentrepreneurship Award (CMA) dan keluar menjadi juara dalam kategori Best Women Microentreprenurship.

Ajang ini membawa perubahan bagi bisnis yang digelutinya. Berkat arahan mentor, Lya lebih mengerti pemasaran dan perekrutan tenaga kerja. Dia pun disuruh membuka brand sendiri agar keuntungannya semakin bertambah.

"Dari situ perubahannya banyak banget. Tenaga kerja saya lebih banyak dan omzet penjualan pun lebih meningkat," ucap Lya.

Bangun brand

Bulan November 2017, Lya mulai membuka brand sendiri dengan modal Rp 6 juta.

"Cuma Rp 6 juta, ha ha ha. Saya inget banget waktu itu beli kain pake kresek untuk bikin dua model saja. Kemudian saya promosikan di instagram. Saya pun selanjutnya cari endorse gratisan," ungkap Lya.

Setahun berselang, usahanya laris manis. Dia juga terus membangun relasi dengan agen-agen. Saat ini, sudah terdapat 95 agen yang berbisnis bersamanya.

Produknya telah berhasil menembus pasar Malaysia dan Jepang. Baju muslim dan khimar yang dibandrol dengan harga Rp 500.000 sampai Rp 600.000, telah mendapat pesanan hingga 1.000/model per hari. Lya mengaku kewalahan dengan pesanan yang selalu membludak setiap hari.

Pegawainya Pun bertambah banyak. Awalnya dia hanya memiliki 10 karyawan dengan 3 orang dibagian penyelesaian (finishing). Saat ini, karyawannya telah mencapai 50 orang.

Dalam setahun sejak membuka brand sendiri, omzetnya telah mencapai ratusan juta rupiah per bulan, yaitu Rp 800 juta.

Menurut Lya, omzet tersebut mampu dia raih karena dia orang pekerja keras, membangun relasi, terus menghargai produktivitas para karyawan, dan mempelajari kebutuhan pasar.

"Saya pekerja keras. Kalau belum capai target terus saya kerjakan. Selain itu saya juga terus membangun relasi dan menghargai produktivitas karyawan. Saya suka adakan gathering agar karyawan semangat. Jangan lupa, selalu ikut keinginan pasar sekarang," papar Lya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com