Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Tepis Tudingan Indonesia Alami Deindustrialisasi

Kompas.com - 15/04/2019, 16:31 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menepis penilaiaan berbagai pihak bahwa Indonesia sedang mengalami penurunan sektor industri atau deindustrialilasi.

Airlangga menilai tidak tepat bila kontribusi sektor industri kepada ekonomi saat ini dibanding-bandingkan dengan beberapa tahun silam.

"Pertama, tadi sudah disampaikan bahwa dunia ini new normal. Jadi di tahun 1998, jaman ayah saya, sektor industri menyumbang itu 30 persen tapi PDB kita hanya 95 milliar dollar AS," ujarnya di ICE BSD, Tengerang, Senin (15/4/2019).

Saat ini kata dia, kontribusi sektor industri ke PDB memang menjadi sekitar 20 persen. Namun persentase ini dinilai karena PDB Indonesia melonjak hingga 1 triliun dollar AS.

Airlangga menyebut, tidak ada negara satu pun yang kontribusi sektor induatrinya sampai 30 persen terhadap PDB. China saja kata dia, hanya 29 persen.

"Jadi kalau bicara begitu maka China pun tidak masuk negara industri. Jepang itu juga di bawah (30 persen), Jerman sama dengan Indonesia 20 persen," kata dia.

"Sekarang Jerman dan Indonesia sama-sama 20 persen artinya apa? Ya negara industri standar baru itu di 16,5 persen karena itu ada yg namanya service related to the industry," sambung dia.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyebut bahwa telah terjadi deindustrialisasi di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam debat kelima Pilpres 2019, Sabtu (13/4/2019) malam.

Menurut Prabowo, ini merupakan langkah keliru dan harus diubah.

"Telah terjadi deindustrialisasi. Sekarang bangsa Indonesia tak produksi apa-apa ," kata Prabowo dalam yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com