Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin: Deindustrialisasi Itu Terjadi Saat Awal Krismon 1998

Kompas.com - 15/04/2019, 20:43 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution tidak menampik adanya penurunan konstribusi industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun Darmin enggan menyebut hal itu sebagai gejala deindustrialisasi. Sebab menurutnya, sektor Industri sudah mengalami pertumbuhan setelah diterpa krisis 1998.

"Penurunan peranan itu terutama terjadi sebenarnya 1998-2002. Tapi secara perlahan kita itu sudah bisa mempengaruhi supaya industrinya itu sudah mulai pertumbuhanya menyamai pertumbuhan ekonomi," ujar Darmin di ICE BSD, Tangerang, Jakarta, Senin (15/4/2019).

"Dengan demikian sebetulnya mau ditanya soal deindustrialisasi, itu pernah terjadi sebenarnya di republik ini tapi sebenarnya terutama terjadi waktu di awal-awal krismon," sambung dia.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu juga mngungkapkan, ada beberapa pihak yang menilai seharusnya sektor Industri Indonesia tetap tumbuh pesat untuk menopang ekonomi.

Bahkan disebutkan harus mencapai 30 persen terhadap PDB kontribusinya.

Namun Darmin mengatakan bahwa dunia sudah berubah. Perkembangan teknologi yang pesat dan sektor jasa yang besar, bisa mejadi pilar penopang baru selain sektor industri manufaktur.

"Kita hidup di dalam satu periode di mana persoalan jasa, persoalan pariwisata, digital, dan sebagainya itu masuk," kata Darmin.

"Begitu dia mulai masuk, manufaktur memang tidak selalu kemudian dicapai peranannya harus di atas 30 persen dari PDB," sambung dia.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyebut bahwa telah terjadi deindustrialisasi di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam debat kelima Pilpres 2019, Sabtu (13/4/2019) malam.

Menurut Prabowo, ini merupakan langkah keliru dan harus diubah.

"Telah terjadi deindustrialisasi. Sekarang bangsa Indonesia tak produksi apa-apa ," kata Prabowo dalam yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Whats New
Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Whats New
Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program 'Well-Being'

Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program "Well-Being"

Whats New
CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

Whats New
Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Whats New
Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Whats New
Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Whats New
Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Whats New
3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

Whats New
IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling 'Boncos'

IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling "Boncos"

Whats New
10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Whats New
Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Whats New
Rupiah 'Ambles', Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Rupiah "Ambles", Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Whats New
Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com