Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Berharap Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

Kompas.com - 16/04/2019, 10:43 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha nasional Sofjan Wanandi mengharapkan kinerja neraca perdagangan Indonesia yang surplus dapat terus berlanjut.

"Tentu kita senang, surplus menjadi sesuatu yang baik, perlu melanjutkan itu, sehingga defisit tidak membesar," ujar Sofjan Wanandi di Jakarta, Senin (15/4/2019).

Seperti diberitakan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2019 mengalami surplus 540 juta dollar AS, atau lebih tinggi dari posisi surplus Februari 2019 sebesar 330 juta dolar AS.

Namun pada periode Januari-Maret 2019, neraca perdagangan Indonesia masih mengalami defisit 0,19 miliar dollar atau 190 juta dollar AS.

Baca juga: Maret 2019, Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Surplus

Menurut Sofjan Wanandi, surplus neraca perdagangan Maret tidak lepas dari pengaruh perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Situasi itu telah menyebabkan impor Indonesia mengalami penurunan, meski ekspor Indonesia cenderung meningkat.

"Karena trade war, kita banyak ekspor, salah satunya ke Eropa," katanya.

Namun, ia mengingatkan, memasuki bulan puasa dan Lebaran biasanya impor Indonesia terutama bahan baku akan meningkat, kondisi itu tentu dapat mengubah kinerja neraca perdagangan pada bulan berikutnya.

"Sebagai pengusaha, saya tentu akan meningkatkan kapasitas produksi untuk mengantisipasi permintaan dalam negeri. Tapi saya percaya neraca perdagangan kita akan tetap terjaga," katanya.

Dalam kesempatan itu, Sofjan Wanandi juga optimistis perekonomian nasional pada tahun ini masih terjaga di level lima persen di tengah perlambatan ekonomi global, melalui dukungan dari konsumsi rumah tangga.

"Kalau ekonomi tumbuh lima persen, itu masih oke. Tapi saya ingin tumbuh enam persen," katanya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center Of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 58 persen terhadap ekonomi nasional, sekaligus menahan dampak negatif dari perlambatan ekonomi global.

"Konsumsi di dalam negeri cukup membantu dalam meredam guncangan eksternal. Namun, untuk jangka menengah dan panjang pertumbuhan ekonomi juga harus ditopang sektor lainnya seperti industri manufaktur agar lebih dari lima persen," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com